Suara.com - Jakarta, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang
Indonesia (KADIN) Franciscus Welirang menilai kasus beras impor yang
belakangan ini marak, merupakan permainan di tingkat pedagang.
"Sudah umum importir juga berperan sebagai pedagang. Dan sudah umum,
pedagang mencampur beras. Yang saya tahu kalau beras Vietnam,
betul-betul beras Vietnam murni dijual, ngga akan laku karena
cenderung lengket. Ga ada yang mau makan," kata Ketua Ketua Komite
Tetap Ketahanan Pangan KADIN dalam keterangan resmi yang diterima
redaksi Matamata.com.
Pria yang puluhan tahun mengakrabi dunia ekspor impor komoditi
tersebut menilai ijin yang diberikan Kementerian Perdagangan memang
benar dimaksudkan untuk beras jenis premium, namun tidak bisa
dimungkiri, Bea Cukai sulit melakukan pengecekan secara menyeluruh.
"Impor masuk lewat jalur hijau saja. Itu dasarnya kepercayaan. Kalau
importir nakal, dia punya ijin premium tapi dimasukkan beras jenis
medium. Tapi di tingkat pedagang mereka selalu mencampur. Kalau
dilihat merek-merek beras yang ada, itu sudah merupakan hasil campuran
jenis beras," katanya.
Dia menyontohkan rumah makan nasi Padang menyajikan beras campuran
untuk mendapatkan tekstur akhir nasi yang tidak terlalu lengket, tetapi
juga tidak terlalu keras (pera) sehingga sudah umum pedagang di
tingkat eceran melakukan pencampuran beras.
"Misalnya ada beras Pandan Wangi yang betul-betul Pandan Wangi. Tapi
ada juga yang beras dengan aroma wangi Pandan tapi tidak 100% beras
Pandan Wangi. Campur mencampur di tingkat pedagang," tuturnya.
Pendapat Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang Indonesia
(KADIN) Franciscus Welirang senada dengan pernyataan Sekjen Asosiasi
Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Ngadiran bahwa fenomena beras
campuran ini sudah sering ditemukan. Utamanya pada pasar induk beras
seperti di Cipinang.
Tag
Berita Terkait
-
Beras Impor di Gudang Bulog Banyak Kutu, Masih Layak Konsumsi?
-
Akui Banyak Kutu, Bulog: Beras Komoditas Pangan Rawan Hama
-
Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
-
Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Impor, Stok Beras Bulog 2 Juta Ton
-
Skandal Demurrage Beras Impor Rp 294 Miliar Menyisakan Banyak Kejanggalan Sistem Kerja Lintas Sektoral
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Beda dari Tahun-Tahun Sebelumnya, Reuni Akbar 212 Bakal Digelar Usai Magrib
-
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Blitar, BMKG Ungkap Penyebabnya
-
Wamen KP hingga Menteri Ngaku Terbantu dengan Polisi Aktif di Kementerian: Pengawasan Jadi Ketat
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak