Suara.com - Tentara Suriah dituding menggunakan kelaparan sebagai senjata dalam perang ketika menguasai kamp pengungsi Yarmuk Palestinian di Damaskus. Amnesti Internasional menyebut, hampir 200 orang meninggal sejak tentara membatasi akses makanan dan obat-obatan untuk kamp pengungsi tersebut.
Dalam dokumen yang berjudul Squeezing the life out of Yarmuk: War crimes against besieged civilians, Amnesti menyebut penyebab kematian paling besar adalah kelaparan.
“Para pengungsi di Yarmuk kelaparan dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa termasuk untuk keluar dari kamp tersebut,” kata Philip Luther dari Amnesti.
Amnesti juga menyebut, pengambilalihan Yarmuk merupakan blokade tentara Suriah yang paling mematikan. Tentara Suriah menduduki kamp tersebut setelah melakukan pertempuran dengan kelompok pemberontak. Aksi kekerasan yang terjadi di Yarmuk membuat 170 ribu penduduk mengungsi. Sekitar 20 ribu warga masih terperangkap di kamp pengungsian dan terancam kelaparan.
“Melakukan serangan ke area penduduk dan menimbulkan kematian dan warga luka-luka adalah kejahatan perang. Menyerang berulang-ulang wilayah dengan populasi warga sipil yang tidak bisa melarikan diri juga sikap yang tidak terpuji dan tidak menghormati prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional,” kata Philip. (CNA/AFP)
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram