Suara.com - Angkatan Laut Amerika Serikat menurunkan pesawat pengintai paling canggih yaitu P8-A Poseidon untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak Sabtu (8/3/2014) lalu. P8 akan bergabung dengan pesawat pencari dari Australia dan Selandia Baru dalam melacak 600.000 km2 Samudera Hindia untuk mencari tanda-tanda pesawat MH370.
“Luasnya Samudera Hindia serta tidak adanya tanda-tanda dari pesawat yang ditemukan oleh P3 di bawah air membuat pencarian semakin sulit. Ini tantangan yang berat,” kara Richard Burgess, bekas komandan pesawat pencari P3.
Di era yang sudah dikuasai oleh teknologi canggih, pencarian MH370 akan kembali ke metode lama yang bergantung kepada sensor tertua yaitu mata manusia. Kru P8 akan menggunakan teropong untuk mencari kemungkinan adanya serpihan dari pesawat Malaysia Airlines.
“Para tim pencari berharap bisa menemukan benda-benda dari MH370 seperti pelampung, koper dan juga mayat yang mengapung di air,” kata Burgess yang juga editor dari Seapower Magazine.
Pesawat pencari P8 akan terbang dengan ketinggian 1,5 kilometer dan turun ke ketinggian 1.000 kaki untuk mencari benda-benda yang kemungkinan berasal dari pesawat MH370 di Samudera Hinda yang luasnya 1,5 kali wilayah California, Amerika Serikat.
“Apabila kru mendeteksi sesuatu atau diberi lokasi yang tepat, mereka bisa menjatuhkan pelampung dari badan pesawat yang bisa bertindak seperti mikrofon untuk mendengarkan pings dari kotak hitam pesawat tersebut,” jelas Burgess.
Kata dia, pings dari kotak hitam pesawat akan mengeluarkan sinyal selama 30 hari. Namun, pelampung itu kemungkinan tidak akan terlalu berguna karena tidak ada informasi yang tepat tentang lokasi pesawat MH370.
“Akan percuma dan membuang uang dalam jumlah besar apabila pelampung itu dijatuhkan ke laut secara acak,” kata Burgess.
Dia menjelaskan, pings dari kotak hitam pesawat hanya bisa diterima dengan jarak maksimal 1 mil. Selain itu, suara pings akan semakin sulit didengara apabila terhadang oleh bukit di bawah laut.
“Saya tidak tidak punya harapan banyak upaya pencarian itu bisa berjalan sukses melihat jarak yang kemungkinan sudah ditempuh pesawat itu. Pada titik tertentu, anda harus memutuskan apakah pencarian ini masih bermanfaat. Keinginan untuk menemukan sesuatu semakin tipis seiring perjalanan waktu. Kalau saya, pencarian akan saya hentikan dalam tiga atau empat hari apabila tidak ditemukan apa pun,” ujar Burgess. (Bloomberg)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
DPRD DKI Kaget Dana Transfer Pusat ke Jakarta Dipangkas, APBD 2026 Terancam Turun
-
KPK Ungkap Pengembalian Dana Haji Ilegal! Siapa Saja yang Sudah Mengaku?
-
Piala Dunia Resmi Disiarkan Gratis di TVRI, Mulai Kapan Bisa Ditonton?
-
Lowongan Kerja PLN 1-5 Oktober 2025: Lulusan D3, S1, S2 Semua Jurusan Merapat, Cek Syaratnya di Sini
-
Liput Kasus Keracunan MBG, Jurnalis Malah Dicekik Pekerja SPPG Dapur Umum di Pasar Rebo