Suara.com - Sejumlah perusahaan Amerika berharap Rusia tidak menerima sanksi terkait krisis politik di Ukraina. Keinginan perusahaan tersebut bertentangan dengan niat pemerintah Amerika Serikat dan juga negara Uni Eropa yang akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Sanksi dijatuhkan karena Rusia dinilai telah mengambil Krimea secara ilegal dari Ukraina melalui referendum.
Perusahaan Amerika merupakan sumber penanaman modal asing terbesar di Rusia, khususnya perusahaan di sektor teknologi dan keuangan. Investor asing mulai berdatangan ke Rusia setelah negara itu bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2012.
Salah satu perusahaan yang akan terkena dampak negatif apabila negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia adalah General Electric Co, yang anak perusahaannya GE Capital Aviation Services adalah perusahaan penyewaan pesawat terbesar dan mempunyai 54 pesawat di Rusia.
“Saya berharap industri bisa melalui permasalahan ini menghindari sanksi yang berat. Ini situasi yang unik bagi industri Barat,” kata Norm Liu, CEO GECAS, perusahaan penyewaan pesawat milik General Electric Co.
Norm mengatakan, apabila konflik antara Presiden Rusia Vladimir Putin hanya terkait hubungan diplomatik maka pengusaha tidak akan terlalu khawatir.
“Yang mengkhawatirkan justru kalau masalah ini kemudian berimbas lebih dari masalah diplomatik,” kata Norm.
Bagi perusahaan Amerika, sanski tambahan bagi Rusia akan menghadirkan dua masalah. Pertama, Rusia akan “menghukum” kepentingan Amerika di negara itu atau Rusia mendorong keluar perusahaan Amerika.
Kekhawatiran yang sama juga diungkapkan CEO Exxon Mobil Corp Rex Tillerson. Menurut dia, Rusia adalah ladang eksplorasi Exxon terbesar setelah Amerika Serikat. Meski demikian, Exxon tidak akan berpihak ke salah satu pihak dalam konflik geopolitik di Ukraina. (Bloomberg)
Berita Terkait
-
Mengerikan! Pemain Zenit St Petersburg Hampir Diculik Geng Bertopeng di Rusia
-
Ditanya Standar Ganda soal Israel dan Rusia, Presiden FIFA Malah Bahas Konflik ASEAN
-
Juarai All Around Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025, Angelina Melnikova Sempat Ingin Pensiun
-
Serangan Udara Picu Eskalasi Konflik Afghanistan-Pakistan: Puluhan Tewas, Rusia Merespon!
-
OPEC+ Ngotot Tambah Produksi 137 Ribu BPH, Pasar Panik!
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Greenpeace Ingatkan Pemerintah: COP30 Jangan Jadi Panggung Retorika Iklim
-
KemenPPPA: Perilaku Gus Elham Bisa Masuk Kategori Pidana Kekerasan Terhadap Anak
-
Kepala BGN: Program MBG Penyumbang Terbesar Keracunan Pangan Nasional
-
Rasa dan Kualitas Makanan Jadi Keluhan Utama Anak soal Program Makan Bergizi Gratis
-
Jejak Kudeta Gagal Yoon Suk Yeol Terungkap, Kepala Inteljen Korea Selatan Ditangkap!
-
Adik JK Minta Pemeriksaan Kasus Korupsi Rp1,35 Triliun PLTU Kalbar Ditunda, Kenapa?
-
Anak-anak Nilai Program Makan Bergizi Gratis Bikin Hemat Uang Jajan
-
PSI Kritik Pemprov DKI Hanya Ringankan Pajak BPHTB: Harusnya Sekalian Gratis...
-
Refly Harun Pasang Badan Selamatkan Roy Suryo Cs: Kasus Ijazah Jokowi Tak Layak Diproses!
-
Komisi I DPR Usul Indonesia Tiru Kebijakan China, Influencer Harus Punya Sertifikat Profesi