Suara.com - Nama Joko Widodo alias Jokowi tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga di dunia internasional. Ketika mantan Wali Kota Solo itu menerima deklarasi dari PDI Perjuangan untuk menjadi calon presiden periode 2014-19, media internasional pun ikut memburu berita tersebut.
Namun, tidak banyak yang tahu bahwa sosok Gubernur DKI Jakarta itu sebelum masuk ke dunia politik jauh berbeda dibandingkan saat ini. Hal itu diungkapkan Putut Gunawan, sahabat Jokowi ketika kecil.
“Dia sangat pemalu dan selalu grogi ketika berbicara,” kata Putut yang tidak menyangka sahabatnya itu akan menjadi calon pemimpin Indonesia.
Bahkan, ketika melakukan kampanye dalam pemilihan Wali Kota Solo, Jokowi juga tidak banyak berbicara.
“Nama saya Jokowi, ini istri saya Iriana, saya punya dua atau tiga perusahaan yang mempekerjakan 10.000 karyawan,” kata Jokowi dalam kampanyenya.
Menurut Putut, Jokowi sama sekali tidak bicara tentang politik, ekonomi atau pembangunan. Kalimat itu yang terus diulanginya dalam setiap kampanye selama tiga bulan.
Sosok Jokowi yang rendah hati ternyata berhasil menarik simpati warga Solo hinga akhirnya dia terpilih sebagai Wali Kota. Popularitasnya terus melesat hingga akhirnya terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
“Saya sama sekali tidak melihat tanda-tanda Jokowi akan jadi pemimpin. Dia sangat pendiam di kelas, tetapi kalau anda melihat matanya, anda pasti tahu dia tengah mengamati sesuatu,” kata Haridatin Budi Satriani (65 tahun) yang mengajarkan Jokowi kesenian di sekolah.
Jokowi juga dikenal sebagai sosok yang jujur sejak masih di bangku sekolah.
“Dia tidak mau berbuat curang dan tidak mau memberitahu jawabannya kepada temannya ketika ujian,” ujar Teguh (53 tahun) sahabat Jokowi di SMA.
Kenapa rakyat sangat mengidolakan Jokowi? Pengamat politik dari S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, Leonard Sebastian mengatakan,”rakyat Indonesia ingin pemimpin yang mempunyai empati dan memahani masalah yang mereka hadapi.”
Sebastian mengatakan, PDI Perjuangan harus mendapatkan banyak suara pada pemilu legislative nanti untuk bisa melapangkan jalan bagi Jokowi menang dalam pemilu presiden. Dia juga menyarankan PDIP menjalin koalisi dengan parpol lain dalam memilih wakil untuk Jokowi.
Miyono, paman Jokowi justru tidak setuju keponakannya itu maju sebagai Capres. Dia ingin Jokowi menyelesaikan tugasnya dulu sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Dia tahu saya tidak setuju tetapi saya punya feeling dia akan memimpin negara ini. Saran saya untuk dia, bekerja untuk rakyat dan jujur,” ujar Wiyono. (Bloomberg)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
Terkini
-
Bantah Tudingan Pemerintah Lambat, Seskab Teddy: Kami Sudah Bergerak di Detik Pertama Tanpa Kamera
-
Jelang Mudik Nataru, Pelabuhan Bakauheni Mulai Dipadati Pemudik
-
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
-
KPK Ungkap Ada Pihak yang Berupaya Melarikan Diri pada OTT di Kalsel
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Anak SD Diduga Bunuh Ibu di Medan: Kejanggalan Kasus dan Mengapa Polisi Sangat Berhati-hati
-
OTT KPK di Bekasi: Bupati Ade Kuswara Diduga Terima Suap Proyek
-
Roy Suryo Klaim Ijazah Jokowi Tetap Palsu Usai Gelar Perkara Khusus
-
KPK Sebut Tak Targetkan 3 OTT Dalam Sehari: Transaksi Terjadi Bersamaan
-
Penanganan Bencana Sumatra Masuki Fase Transisi, Pembangunan Hunian Dikebut