Suara.com - Seorang kepala desa babak belur dihajar massa yang marah akibat ulah aparatur desa tersebut bertindak arogan dengan memukuli seorang warga yang jadi korban kecelakaan lalu lintas di Kota Pekanbaru, Riau.
"Awalnya dia mengaku anggota polisi, tapi setelah diinterogasi ternyata yang bersangkutan hanya kepala desa," kata Kapolsek Tampan Kompol Suparman di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan, kepala desa (Kades) yang kini kondisinya babak belur itu bernama M. Akmal. Kasus tersebut bermula saat mobil jenis Toyota Avanza yang dikendarai Akmal bertabrakan dengan sepeda motor di Jalan HM Subrantas, Pekanbaru, Kamis malam (10/4) sekitar pukul 23.30 WIB. Alih-alih menolong pengendara motor yang ditabraknya, Akmal yang berbadan tinggi besar justru memukulinya di depan umum.
Kades tersebut juga tak menghiraukan niat warga sekitar yang berusaha melerai. Bahkan, Sutarman mengatakan Kades itu malah balik mengancam warga dengan mengaku-aku sebagai anggota polisi.
"Bahkan dia mengaku kepada masyarakat, bahwa dia anggota polisi dan mengancam akan menembak warga jika mendekat," kata Sutarman.
Namun, warga ternyata tidak percaya begitu saja dan menghentikan tindakan arogansi Si Kades. Aksi massa yang main hakim sendiri tak bisa dielakan lagi, hingga membuat Akmal dihajar sampai babak belur. Warga juga menyelamatkan pengendara motor dan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Polisi akhirnya mengamankan Akmal dan membawanya untuk diinterogasi. Kepada polisi, pria berbadan besar itu mengaku sebagai Kades.
"Pria itu akhirnya mengaku adalah salah satu di Kades Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar," kata Suparman.
Ia mengatakan, Kades arogan tersebut kini masih menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan penabrakan serta penganiayaan. (Antara)
Berita Terkait
-
Marbot Masjid di Pekanbaru Curi Motor Jemaah, Bodi Kendaraan Sempat Dimodifikasi
-
Penangkapan Mahasiswa Khariq Anhar Disebut Kriminalisasi, Kuasa Hukum Desak Kapolri
-
Kronologi Penangkapan Mahasiswa Unri Khariq Anhar di Jakarta
-
Viral Pemobil Ngaku Keluarga Polisi, Aniaya Pejalan Kaki Gendong Bayi di Pekanbaru
-
2 Warga Pekanbaru Diduga Dianiaya Oknum TNI usai Dituduh Curi Sukun, Satu Meninggal
Terpopuler
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
Skandal Kuota Haji: Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang ke KPK
-
Serius atau Cuma Gimmick? Koalisi Sipil Beberkan 9 'PR' Reformasi Total untuk Polri
-
Masih Pikir-pikir Turunkan Cukai Rokok, Menkeu Purbaya: Katanya Ada yang Main-main?
-
Disorot Publik, Mendagri Tito Minta Tunjangan Perumahan DPRD Dievaluasi
-
Dasco Ungkap Fakta Sebenarnya soal Isu Surpres Pergantian Kapolri Listyo Sigit
-
Kepala BNN Beberkan Ciri-Ciri Anak Pengguna Narkoba: Mata Merah hingga Pola Tidur Terbalik
-
Amien Rais Usulkan Mahfudin Nigara sebagai Calon Menpora, Apa Alasannya?
-
Terinspirasi Kampung Adat Kuta, Raja Juli Bentuk Tim Super untuk Kepastian Hukum Hutan Adat
-
Lawan KPK di Pengadilan, Kakak Hary Tanoesoedibjo Minta Status Tersangka Digugurkan!
-
Remaja 16 Tahun Pembunuh Mahasiswi di Indekos Ciracas Ditangkap, Begini Kronologinya