Suara.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meningkatkan kualitas Ujian Nasional (UN) untuk pelajar Sekolah Menengah Atas dan sederajat pada tahun ini,
"Soal UN pada tahun ini kualitasnnya merujuk pada TIMSS dan PISA sehingga UN ini bukan hanya menjadi 'sampling' tapi juga sensus sehingga UN berguna untuk pemetaan dan perbaikan proses belajar-mengajar kita," kata Mendikbud Muhammad Nuh di Jakarta, Minggu.
TIMSS adalah Trends in International Mathematics and Science Study dan PISA adalah Programme for International Student Assessment (PISA) yaitu sistem penelitian yang digunakan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk pelajar mulai usia 15 tahun mengenai pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam dan membaca.
"Kategorinya adalah 20 persen sulit, 70 persen sedang dan 10 persen mudah, namun kisi-kisi soal tetap sama hanya kesulitannya saja yang berbeda, sehingga UN dapat menjadi ukuran untuk perbaikan internal maupun referensi yang bisa diapakai secara internasional," tambah Nuh.
Ia juga mengaku tidak menargetkan persentase kelulusan peserta UN. "Kami tidak pernah menargetkan kelulusan, karena sampai saat ini sudah 99 persen lulus, jadi mau diapakan lagi? Kami mengejar kualitas baik kualitas pelaksanaan maupun kualitas hasil yaitu UN sebagai pemetaan rinci tiap satuan pendidikan per mata pelajaran dan kualitas sebagai integrasi vertikal untuk penerimaan ke Perguruan Tinggi Negeri," ungkap Nuh.
Integritas vertikal artinya hasil pendidikan dasar bisa dipakai untuk masuk di pendidikan menengah, dan hasil pendidikan menengah bisa dipakai untuk masuk perguruan tinggi negeri.
Namun Kemendikbud tidak membuat aturan baku mengenai komposisi nilai UN dan nilai rapor sebagai persyaratan masuk PTN karena penerimaan mahasiswa baru menjadi kewenangan masing-masing PTN karena berpedaan penilaian nilai rapor.
"Sekarang nilai UN masuk rumus kalkulasi diterima atau tidak ke PTN, jadi nilai UN harus diserahkan langsung ke PTN untuk diolah dan ada rumusan nilainya," tambah Nuh.
Namun ia menghimbau agar para siswa tidak perlu bersikap berlebihan terhadap UN. "Tidak perlu berlebihan menanggapi UN dan tidak usah percaya isu mengenai bocoran soal atau jawaban, biasakan terlatih bekerja dengan jujur," tegas Nuh.
Jangan Percaya Kunci Jawaban
Di tempat terpisah, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin minta kepada seluruh siswa jangan percaya adanya kunci jawaban yang beredar saat pelaksaan UN. Ditegaskan, soal UN tidak mungkin bocor karena dijaga ketat.
"Jadi sekali lagi jangan percaya dan tergiur bila ada yang menawarkan adanya kunci jawaban untuk menjawab soal ujian tersebut," ujar dia.
Hal senada dikatakan Kepala Polda Jawa Barat, Irjen Mochamad Iriawan. Ia mengimbau kepada seluruh peserta UN agar tidak percaya kepada kunci jawaban yang beredar saat pelaksanaan ujian.
"Setiap peserta UN harus percaya kepada kemampuannya masing-masing, karena kunci jawaban tersebut sudah pasti palsu, karena dalam pelaksanaan UN lembar soal dijaga ketat oleh kami dan dijamin tidak akan bocor," kata Iriawan.
Menurutnya, lembar soal yang didistribusikan juga dijaga ketat oleh anggotanya yang dibantu petugas keamanan lainnya seperti dari TNI maupun pengamanan langsung dari pemerintah daerah setempat, sehingga sangat kecil kemungkinan akan terjadi kebocoran lembar soal UN. Jika nantinya ada yang sengaja memberikan kunci jawaban, maka pelajar tidak perlu takut segera laporkan kepada yang berwajib seperti polisi.
Selain itu, pihaknya juga akan memburu siapa oknum yang membocorkan kunci jawaban soal UN itu, jika ditemukan akan diberikan hukuman atau sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Maka dari itu, yang terpenting, seluruh peserta UN percaya diri akan kemampuannya karena jika ada kunci jawaban yang beredar maka pihakanya yakin itu adalah palsu dan hanya ingin menjerumuskan saja.
Berita Terkait
-
Ganti Menteri Ganti Kurikulum, Pendidikan Kita Kapan Majunya?
-
Pandji Pragiwaksono Lulusan Apa? Minta Maaf Imbas Candaan Singgung Adat Toraja
-
Sanksi Menyebarkan Soal TKA 2025 Bagi Peserta dan Petugas Ujian: Bisa Langsung Diskualifikasi
-
Kecurangan Pelaksanaan TKA 2025: Cermin Buram Rapuhnya Nilai Integritas?
-
Beda Latar Belakang Pendidikan Raisa Vs Sabrina Alatas, Hamish Daud Terpikat Wanita Cerdas?
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta