Suara.com - Setelah dua dekade terakhir berhasil mengontrol angka kelahiran, Iran mulai berubah haluan. Negeri para mulah ini kini sedang mengkaji sejumlah aturan untuk mendorong angka kelahiran. Parlemen Iran kini sedang membahas aturan yang melarang vasektomi dan memperketat aturan mengenai aborsi.
Perubahan itu mulai disinyalkan tahun lalu, saat pemimpin spiritual Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengkritisi kebijakan 'pembatasan' kelahiran ini. Menurut Khamenei kebijakan ini sebagai imitasi dari barat. Ia mendesak pemerintah untuk mendorong peningkatan jumlah penduduk dari 77 juta saat ini menjadi dua kali lipatnya. Menurutnya saat ini penduduk Iran sudah terlalu tua.
"Jika kita terus seperti ini, negeri ini akan dihuni mereka yang berusia lanjut dan terlalu berjarak dengan masa depan," ujar Khamnenei, Oktober tahun lalu sebagaimana dikutip Fars.
Pekan ini parlemen Iran yang didominasi kelompok konservatif mulai membahas aturan yang melarang vasektomi dan pengenaan sanksi bagi semua upaya untuk mengenalkan penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi. Padahal selama ini Teheran dinilai berhasil menekan angka kelahiran dengan program sterilisasi pada kaum laki-laki serta pembagian kondom secara gratis.
Namun Kamiar Alaei, seorang ahli kesehatan reproduksi setempat mengingatkan, perubahan kebijakan ini justru akan memicu angka kematian ibu dan anak. Menurutnya rendahnya angka kelahiran di Iran disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi yang menyebabkan kaum muda Iran menunda memiliki anak. "Jadi hal inilah yang seharusnya diatasi," ujarnya. (Sumber: The Guardian)
Berita Terkait
-
LM Aborsi 2 Kali, Pertimbangan Hakim Perberat Hukuman Vadel Badjideh Jadi 12 Tahun
-
Saber Kazemi Alami Mati Otak, Federasi Voli Iran Minta Doa
-
Timnas Voli Putri U-18 Indonesia Raih Perak Usai Duel Sengit Lawan Iran di Final AYG
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
Tega Aborsi Bayi karena Ngeluh Sulit Dapat Kerja, Wanita di Bekasi Ditahan Polisi
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
Terkini
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta
-
Komnas HAM: Gelar Pahlawan Soeharto Cederai Sejarah Pelanggaran HAM Berat dan Semangat Reformasi
-
Ikut Terluka hingga Tulis Pesan 'DIE', Pelaku Bom SMAN 72 Jakarta Sengaja Ledakkan Kepala Sendiri?
-
Tak Hanya Warga Lokal: Terbongkar, 'Gunung' Sampah di Bawah Tol Wiyoto Berasal dari Wilayah Lain
-
5 Fakta Ngeri Istri Pegawai Pajak Diculik-Dibunuh: Pelaku Orang Dekat, Jasad Dibuang ke Septic Tank