Suara.com - Guru Besar Bidang Intelijen AM Hendropriyono menjelaskan sifat intelijen pada hakikatnya adalah tindakan yang cepat (velox) dan tepat (exactus) demi menyelamatkan negara. Intelijen tidak beroperasi postfactum atau pascakejadian layaknya penegakan hukum.
Karena itu, kata Hendropriyono, dasar berpijak aparat intelijen adalah moral yang merupakan payung paradigmatik bagi segala macam alternatif siasat.
Hendropriyono yang mengutip pendapat Donny Gahral Adian, mengatakan kedaruratan merupakan dasar bagi jenis hukum dan keadilan.
"Dalam suatu realitas yang goncang, kita tidak perlu sibuk mencari landasan hukum positif dalam menyelamatkan rakyat. Hal itu pada dasarnya suasana kedaruratan sejak kelahirannya sudah berwatak hukum," ujar Hendropriyono dalam orasi ilmiah di hari pengukuhannya sebagai guru besar yang berjudul 'Filsafat Intelijen Negara Republik Indonesia' di Balai Sudirman, Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Dalam kondisi seperti itu, kata Hendropriyono, aparat intelijen harus bertindak cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya bahaya terhadap keselamatan manusia. Tindakan itu, katanya, merupakan hal yang tidak melanggar hukum. Sebab, intelijen dalam keadaan tidak mengeksekusi hukum.
"Apa yang dilakukannya adalah men-deeksekusi hukum, sekaligus berada dalam proses penciptaan hukum baru," kata dia.
Hendropriyono melanjutkan contoh kedaruratan adalah ketika pasukan aparat negara melakukan penyergapan gerombolan bersenjata, lalu terjadi tembak menembak.
Dia menambahkan hukum yang berlaku dalam pertempuran seperti itu adalah membunuh atau dibunuh (to kill or to be killed). Saat itu, hukum positif yang berlaku dalam keadaan normal telah kehilangan daya rekat.
Tag
Berita Terkait
-
KPK Bentuk Kedeputian Intelijen, Jadi Mata dan Telinga Baru Tangkap Koruptor
-
Gatot Kritik Penyebaran Video Penangkapan Anggota BAIS: Ada Pembentukan Opini Mendiskreditkan TNI
-
Demo Ricuh Berujung Maut, Prabowo Tuding Ada Makar, Kinerja Intelijen Dipertanyakan
-
Pengamat Pertanyakan Ucapan Prabowo soal Makar: Berdasar Hasil Kajian Intelijen?
-
BIN: Situasi Nasional Kondusif Pasca-Demo, Keamanan di Bawah Kendali TNI-Polri
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Terbaik, Ideal untuk Gaming dan Kerja Harian
Terkini
-
Pengacara Komisaris PT Jenggala Maritim Nilai Dakwaan Soal Fee Sewa Kapal Tak Terbukti
-
Milik Siapa PT IMIP? Heboh Bandara Morowali Disebut Ilegal, Jadi 'Negara dalam Negara'
-
Rahang Alvaro Masih Hilang, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Aliran Sungai Tenjo
-
Bandara 'Hantu' Morowali, Isu Negara dalam Negara dan Ancaman Kedaulatan Mengemuka
-
Angka Kasus Korupsi Kades Capai 489, Wamendagri: Ini Catatan Serius
-
Cari Potongan Rahang Alvaro, Polisi Kerahkan Anjing Pelacak Sisir Sungai di Bogor
-
Demi Target Ekonomi Indonesia Menolak Phase-Out Energi Fosil: Apa Dampaknya?
-
Pemerintah Kebut Aturan Turunan KUHAP Baru, Wamenkum Janji Rampung Sebelum Akhir Desember
-
KPAI Setuju Pemprov DKI Batasi Akses Medsos Pelajar, Orang Tua dan Sekolah Juga Kena Aturan
-
Tahu Kabar Dapat Rehabilitasi Prabowo Saat Buka Puasa, Eks Dirut ASDP Senang: Alhamdulillah