Suara.com - Keengganan Partai Demokrat untuk segera menentukan arah koalisi bisa berujung untuk memilih posisi sebagai partai oposisi. Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Erwan Agus Purwanto.
"Bisa saja Partai Demokrat pada akhirnya memilih untuk tidak berkoalisi dengan partai mana pun," kata Erwan di Yogyakarta, Rabu (14/5/2014).
Menurut dia, pilihan menjadi partai oposisi berfungsi untuk mengembalikan kewibawaan dan kehormatan politik yang semula dimiliki partai berlambang bintang mercy ini, setelah dukungan publik merosot.
Ia mengatakan, Partai Demokrat akan semakin kehilangan kewibawaan apabila turut berkompetisi dengan perolehan suara yang minim.
"Dominannya pemberitaan mengenai kasus korupsi yang melibatkan elit struktural partai ini juga memicu menurunkan pamor Partai Demokrat," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM itu.
Sementara, menurut dia, dengan mengambil posisi sebagai partai oposan, maka Partai Demokrat lebih terhormat, karena dapat memberikan kritik terhadap kebijakan atau kinerja pemerintahan mendatang.
Langkah itu, kata dia, dapat berfungsi sebagai investasi politik jangka panjang. "Bisa dimungkinkan dia akan memberikan gebrakan yang mengejutkan kita semua," katanya.
Meski demikian, ia berpendapat, di sisi lain partai itu juga tetap memiliki kemungkinan untuk merencanakan poros ketiga dengan berkoalisi bersama Partai Golkar. Meskipun dalam koalisi itu, besar kemungkinan akan mengambil tokoh alternatif selain Aburizal Bakrie dan peserta konvensi sebagai capres atau cawapres. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Anggaran Dipangkas Rp 15 Triliun, Gubernur DKI Siapkan Obligasi Daerah, Menkeu Beri Lampu Hijau
-
Dicecar KPK Soal Kuota Haji, Eks Petinggi Amphuri 'Lempar Bola' Panas ke Mantan Menag Yaqut
-
Hotman 'Skakmat' Kejagung: Ahli Hukum Ungkap Cacat Fatal Prosedur Penetapan Tersangka
-
4 Fakta Korupsi Haji: Kuota 'Haram' Petugas Hingga Jual Beli 'Tiket Eksekutif'
-
Teror Bom Dua Sekolah Internasional di Tangesel Hoaks, Polisi: Tak Ada Libur, Belajar Normal!
-
Hotman Paris Singgung Saksi Ahli Kubu Nadiem: 'Pantas Anda Pakai BMW Sekarang, ya'
-
Regulasi Terus Berubah, Penasihat Hukum Internal Dituntut Adaptif dan Inovatif
-
LMS 2025: Kolaborasi Global BBC Ungkap Kisah Pilu Adopsi Ilegal Indonesia-Belanda
-
Local Media Summit 2025: Inovasi Digital Mama dan Magdalene Perjuangkan Isu Perempuan
-
KPK Bongkar Modus 'Jalur Cepat' Korupsi Haji: Bayar Fee, Berangkat Tanpa Antre