Suara.com - Partai Demokrat kini ditinggalkan sendirian di tengah riuhnya dukungan koalisi partai politik yang terbelah ke dua blok pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta.
Hari ini, Senin (19/5/2014), peta dukungan partai politik sudah lebih jelas menyusul deklarasi dua duet capres cawapres, ketimbang beberapa hari kemarin dimana sejumlah partai masih saling melirik.
Jokowi-JK diusung oleh empat partai yakni PDI Perjuangan, Nasdem, PKB dan Hanura. Sementara pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai yakni Gerindra, PKS, PPP, PAN, PBB dan partai terakhir yang bergabung adalah Golkar.
Partai Demokrat sebetulnya dalam beberapa kesempatan melalui pernyataan Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan sinyal siap membuka komunikasi politik dan bersedia bertemu dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati. Tapi sayangnya sinyal SBY tidak ditanggapi baik oleh Megawati.
Sedangkan mengenai sikap SBY yang tidak berkenan terhadap janji kebijakan Prabowo, sempat diungkapkan di situs Youtube.com dengan mengatakan tidak berkenan pada jargon politik calon presiden yang ingin kembali mempraktekkan UUD 1945 sebelum diamandemen, serta menasionalisasi perusahaan asing.
Jadilah Demokrat sekarang masih ‘menjomblo’ karena tidak berhasil mendekati PDI Perjuangan, di sisi lain tidak sejalan dengan Gerindra.
Namun kemarin dalam pidato Ketum Demokrat dalam pernyataan pers di Rapimnas Partai Demokrat yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (18/5/2014), SBY telah memberikan sinyal siap menerima kondisi tersebut.
SBY membacakan sembilan poin hasil rapimnas. Di antaranya, lebih mulia dan terhormat bagi Partai Demokrat untuk bersikap mandiri dan tidak perlu meminta-minta kekuasaan dari pihak manapun.
“Dalam konteks ini, Demokrat ingin jadi kekuatan penyeimbang dan pengontrol yang baik,” tegas SBY.
Inilah yang tampaknya menjadi pilihan terakhir partai berlambang mersi itu selama lima tahun ke depan.
Belakangan Prabowo rupanya tidak menyerah begitu saja memberikan sinyal rayuan sebagai manuver politik.
Dia dua kali sengaja melontarkan pujian buat Pemerintahan SBY. Sekali saat menemani pengunduran diri Hatta di Istana Negara dan kedua saat deklarasi di Rumah Polonia, Jakarta Timur.
“Kita menyadari masih banyak kesenjangan di negara kita, tapi kita juga harus mengakui banyak yang dicapai pemerintahan sekarang,” puji Prabowo.
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tragedi Prada Lucky: Sidang 22 Seniornya Digelar, Sang Ibu Tuntut Keterbukaan
-
Terbang ke Kualalumpur, Selain Gaza, Isu 'Nuklir' Jadi Bahasan Panas Prabowo di KTT ASEAN
-
'Cuma Omon-omon?' Refly Harun Skeptis Prabowo Bisa Lepas dari Pengaruh Jokowi
-
Siap-siap, Sidang Dimulai: KPK Limpahkan Berkas Eks Kadis PUPR Sumut ke Jaksa
-
PDIP Gagas Sumpah Pemuda Baru, Ini Kata Hasto Kristiyanto
-
Airbus A400M Milik TNI AU Akan Bermarkas di Halim
-
BNI Lepas 27.300 Pelari di Wondr JRF 2025 untuk Dorong Ekonomi Hijau dan Gaya Hidup Sehat
-
Hasto Kristiyanto: Dorong Kebangkitan Ekonomi Maritim dan Desa Wisata Indonesia
-
Indonesia Sambut Timor Leste, Anggota Paling Bungsu ASEAN
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter