Suara.com - Menjelang balapan Formula 1 (F1) seri keenam musim ini, Grand Prix (GP) Monaco, kesibukan mengubah sebagian besar kota menjadi sirkuit non-permanen Monte Carlo, bisa dikatakan hampir 100 persen usai. Sesi latihan GP ini sendiri sudah akan digelar Kamis (22/5/2014), dengan puncak balapan digelar pada hari Minggu sekitar pukul 14.00 waktu setempat (pukul 19.00 WIB).
Keistimewaan dari seri balapan yang satu ini terutama memang sirkuitnya yang non-permanen alias menggunakan jalanan kota. Sementara, Monte Carlo dan Monaco sendiri dikenal sebagai kota dan negeri wisata yang ramai dan padat, dengan berbagai agenda kegiatan sehari-hari mulai dari event bisnis, fashion show, hingga perjudian.
Berikut lanjutan petikan wawancara yang dimuat situs Formula1.com dengan Michel Ferry, Komisioner Umum Automobile Club de Monaco, pihak penyelenggara balapan:
Sejauh mana sebenarnya persiapan balapan (Grand Prix) ini mempengaruhi warga setempat?
Semua orang tahu bahwa Grand Prix telah datang, dan semua orang tahu bahwa mereka berkewajiban menutup beberapa bagian jalan, atau jalan masuk bangunan, atau teras bar maupun restoran. Semua orang sudah terbiasa dengan ini. Mereka yang tidak setuju atau tak cocok dengan perubahan ini akan meninggalkan Monaco selama beberapa pean. Anda tahu, kami sudah memulai ini sejak tahun 1929, jadi semua orang sudah terbiasa!
Dan tentu, nyatanya juga jalanan tidak ditutup secara permanen, bahkan di sela-sela agenda Grand Prix kan?
Betul. Faktanya, Anda bisa berkendara secara normal di tengah kota, bahkan di sela-sela pembangunan, sampai hari Selasa jelang balapan. Lalu pada Kamis pukul 06.00, kami menutup semua jalan, memasang pembatas Tecpro dan pagar-pagar terakhir, lalu lintasan pun lengkap sudah. Tapi Anda masih bisa berkendara secara normal pada malam hari, karena kami membuka kembali jalanan pada pukul 19.00 hari itu. Begitu berulang pada pagi berikutnya (Jumat). Hal sama juga terjadi pada restoran, yang rata-rata baru buka di malam hari, karena saat itu jugalah mereka dapat uang. Siang hari kebanyakan mereka tutup.
Seberapa besar lalu lintas ekstra di akhir pekan saat balapan begini biasanya?
Besar sekali. Pelabuhan penuh, bahkan bandara Nice yang terdekat pun penuh. Faktanya, kini lebih banyak lagi orang yang mulai menggunakan kereta, karena stasiun kereta terletak tepat di tengah Monaco. Apalagi juga, Anda mungkin saja berjalan kaki keliling Monaco kalau mau; tidak butuh mobil.
Apakah perlu menambah personel polisi terkait masalah pengamanan?
Tidak. Kami punya cukup personel polisi di Monaco untuk menjamin keamanan pada balapan akhir pekan tersebut. Tapi ada personel kepolisian tambahan di lokasi terdekat, di perbatasan Prancis atau Italia misalnya. Pemerintah Prancis juga sudah menambah petugas polisinya untuk memastikan keamanan Monaco.
Lalu, seberapa cepat seusai balapan biasanya Anda mulai membongkar lintasan?
Kami sudah akan mulai membuka jalanan kembali pukul 18.00 di hari Minggu itu. Ya, secepat itu. Dan setelah itu, kami mulai membongkar pagar pengaman, pembatas, kawat pagar dan seterusnya. Kami bekerja sepanjang malam, karena pada Senin sebagian besar kota sudah akan terbuka total kembali.
Jadi, secara keseluruhan, apakah semua ini lebih merupakan hal menyenangkan atau justru memusingkan?
Ini adalah satu hal yang sangat menyenangkan. Selalu menjadi tantangan besar setiap tahun, tapi juga merupakan pekerjaan luar biasa bisa mengubah total kota ini, mengatur jadwal-jadwal, berdiskusi dengan orang-orang soal perubahan atau penutupn apa yang perlu dilakukan, dan seterusnya. Dan ketika rentetan Grand Prix dimulai pada Kamis pagi, dengan sesi latihan dan kontrol balapan berjalan baik, terasa seperti sedang berada dalam sebuah sirkuit permanen. Dapat mencapai itu merupakan sebuah tantangan besar; dan ketika semuanya berjalan dengan baik, di situlah saya merasa kami sudah berhasil. (Formula1.com)
Berita Terkait
-
Arena Balap Indoor Baru di Jakarta, Destinasi Sportainment yang Bikin Adrenalin Meledak
-
Kisah Pemilik Bengkel Disulap Jadi Pembalap Profesional di Sirkuit Mandalika
-
Siapa Rendy Varera? Cah Kediri Peraih Medali Pertama Indonesia di SEA Games 2025
-
Rendy Varera Sumbang Medali Pertama untuk Indonesia di SEA Games Thailand 2025
-
Kalah 2 Poin Saja, Max Verstappen Tetap Bangga Meski Gagal Rebut Gelar Juara Dunia F1 2025
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
Terkini
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen
-
BGN Minta SPPG Tidak Lagi Menggunakan Makanan Buatan Pabrik Pada Program MBG
-
Tak Hanya Ciptakan Lapangan Kerja, Waka BGN Sebut Program MBG Jalan Tol Pengentasan Kemiskinan
-
6 Anggota Yanma Mabes Polri Jadi Tersangka Kasus Tewasnya 2 Debt Collector, Ini Identitasnya
-
Dari OTT ke Jejak Dana Gelap Pilkada: Seberapa Mahal Biaya Kampanye Calon Kepala Daerah?
-
Prabowo ke Pengungsi Banjir Aceh: Maaf, Saya Tak Punya Tongkat Nabi Musa, Tapi Rumah Kalian Diganti
-
Dasco Unggah Video Prabowo saat Bikin Kaget WWF karena Sumbangkan Tanah di Aceh
-
Borok Penangkapan Dirut Terra Drone Dibongkar, Pengacara Sebut Polisi Langgar Prosedur Berat
-
Pramono Anung Wanti-wanti Warga Jakarta Imbas Gesekan di Kalibata: Tahan Diri!
-
WALHI Sebut Banjir di Jambi sebagai Bencana Ekologis akibat Pembangunan yang Abai Lingkungan