Suara.com - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menginstruksikan seluruh prajuritnya agar prajurit TNI tetap menggunakan amunisi hampa dan karet dalam membantu pengamanan Pilpres, meski dalam kondisi krusial sekalipun.
"Bila ditemukan ada penggunaan peluru tajam maka bukanlah tindakan TNI," kata Panglima TNI saat melakukan inspeksi kesiapan personel di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta, Rabu (16/7/2014)
Dia berharap prajuritnya tidak ragu dalam melakukan tugasnya untuk membantu pengamanan Pilpres karena sebagai prajurit patriot sejati kepentingan negara di atas segala-galanya.
"Prajurit tidak perlu ragu-ragu, dimana masalah memanggil prajurit, masalah semua harus selesai," tegasnya.
Moeldoko mengatakan, dalam kondisi saat ini maka semua situasi harus teranalisis dengan baik sehingga pengamanan tidak berlangsung secara mendadak. Oleh karena itu seluruh personel TNI harus mengikuti perkembangan Pilpres dengan sebaik-baiknya.
Peristiwa tahun 1997-1998, kata Panglima TNI tidak boleh terulang, karena masyarakat sipil menjadi korban dengan penggunaan peluru tajam. Dalam menghadapi situasi apa pun, apabila terjadi hal krusial saya perintahkan tidak ada prajurit yang membawa amunisi tajam.
"Saya punya pengalaman tahun 1997. Kalian tidak perlu ragu bertindak sepanjang mengikuti perintah TNI. Netral, tegas, sepanjang itu dilakukan maka panglima TNI akan bertanggung jawab. Pelihara kesiapan, saya yakin TNI selalu menentukan dalam mengawal bangsa, ingat itu," tegas Panglima TNI.
Terkait dilakukannya sidak, tambah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini, mengatakan, TNI ingin menunjukkan ke masyarakat Indonesia untuk tidak was-was pascapilpres.
"Ini merupakan komponen untuk tidak memproduksi hal-hal negatif dan membangunkan emosi salah satu pihak dan sebagainya. Saat-saat dibutuhkan negara, Kostrad harus bisa tampil menyelesaikan," kata Moeldoko.
Sebanyak 23 ribu personel TNI melekat untuk perbantuan ke Polri dalam rangka pengamanan hingga proses Pilpres seutuhnya berakhir dengan ditetapkannya presiden terpilih.
Sementara pasukan yang disiagakan sebanyak 10.000 personel. Prajurit yang melekat ataupun bersiaga terdiri atas berbagai matra baik AD, AL maupun AU dari berbagai satuan, termasuk pasukan khusus.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lumpur Setinggi 2 Meter Mustahil Disingkirkan? Ini Solusi Manfaatkan Kayu Gelondongan Sisa Banjir
-
Kemensos Siapkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatra Selama 3 Bulan
-
Kubu Roy Suryo Ungkap Detik-detik 'Penyusup' Kepergok Masuk Ruang Gelar Perkara Kasus Ijazah Jokowi
-
Prabowo Kunjungan di Sumatra Barat, Tinjau Penanganan Bencana dan Pemulihan Infrastruktur
-
Viral Tumpukan Sampah Ciputat Akhirnya Diangkut, Pemkot Tangsel Siapkan Solusi PSEL
-
KPK Buka Peluang Periksa Istri Ridwan Kamil di Kasus Korupsi Bank BJB, Sebut Perceraian Tak Pengaruh
-
Membara Kala Basah, Kenapa Kebakaran di Jakarta Justru Meningkat Saat Hujan?
-
Keroyok 'Mata Elang' Hingga Tewas, Dua Polisi Dipecat, Empat Lainnya Demosi
-
Disebut-sebut di Sidang Korupsi Chromebook: Wali Kota Semarang Agustina: Saya Tak Terima Apa Pun
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313