Suara.com - Ketua DPP PAN Rizky Sadiq menilai merealisasikan wacana pertemuan antara calon presiden Joko Widodo dan calon presiden Prabowo Subianto bukan sesuatu yang susah untuk dilakukan.
"Itu bagus. Nanti juga ujung-ujungnya ketemu. Bukan sesuatu yang susah atau sesuatu yang perlu diperdebatkan," kata Rizky kepada suara.com, Kamis (17/7/2014) sore. PAN merupakan partai anggota koalisi pendukung Prabowo - Hatta.
Menurut Rizky, belum adanya pertemuan antara Jokowi dan Prabowo karena masalah momentum saja. Masing-masing, katanya, masih memiliki kesibukan.
"Di beberapa kesempatan, kan Prabowo sudah sampaikan, dia siap bertemu dan itu tidak masalah," kata Rizky.
Rizky yakin kedua tokoh pemimpin memiliki sifat kenegarawanan dan sama-sama berpikir untuk kemajuan dan perbaikan bangsa dan negara Indonesia.
Terkait dengan dampak pertemuan terhadap basis pendukung Jokowi dan Prabowo, Rizky mengatakan hal itu pasti ada.
"Sekecil apapun, pasti punya pengaruh terhadap basis pendukung. Tokoh desa saja ada, apalagi ini tokoh tingkat nasional," katanya.
Ditanya apakah dibutuhkan mediasi pihak ketiga untuk merealisasikan pertemuan? Rizky mengatakan tidak perlu karena masalahnya bukan soal mediasi, melainkan waktu.
Mengenai apakah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono perlu turun tangan untuk merealisasikan pertemuan sekaligus mediasi? Rizky mengatakan SBY bisa juga memediasi sebagai Kepala Negara.
"Tapi (pertemuan) ini bukan harus ada mediasi baru bisa. Tanpa mediasi pun bisa," katanya.
Gagasan pertemuan ini muncul setelah beberapa waktu yang lalu Presiden SBY mengimbau KPU agar melibatkan dua kubu capres-cawapres untuk sama-sama mengawasi penghitungan suara hingga akhir.
Sebelumnya, anggota tim sukses Jokowi – JK, Eva Kusuma Sundari, menilai gagasan pertemuan itu sangat baik.
“Bagus itu, silaturahmi, apalagi sekarang kan Ramadan,” kata Eva.
Eva menambahkan makna dari pertemuan tersebut adalah apabila pemimpinnya mampu menciptakan situasi yang kondusif, pendukungnya pun ikut adem di lapangan.
“”Pengikut di lapangan kan ikut pemimpin, kalau pemimpin memprovokasi, tentu situasinya jadi panas,” kata Eva.
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat