Suara.com - Jumlah korban tewas di Gaza meningkat jadi lebih dari 1.000 orang pada Sabtu (27/7/2014), saat mayat-mayat dievakuasi dari puing-puing reruntuhan selama gencatan senjata selama 12 jam.
Setelah gencatan senjata yang begitu rapuh diberlakukan sejak pukul 05.00 pagi waktu setempat, petugas medis mulai menggali reruntuhan rumah, dan menemukan lebih dari 100 mayat yang tertimbun.
Penemuan mayat yang menambah korban di pihak Palestina menjadi 1.000 orang, membuat Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan mitranya di Eropa dan Timur Tengah dan mendesak agar gencatan senjata diperpanjang.
"Kita semua memanggil kepada pihak untuk memperpanjang gencatan senjata untuk kemanusiaan," kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius kepada wartawan usai bertemu Kerry dan menteri luar negeri dari Inggris, Jerman, Italia, Qatar, dan Turki, serta perwakilan Uni Eropa.
Laurent juga mengatakan jika pihak yang bertemu itu ingin gencatan senjata berlangsung secepat mungkin untuk membicarakan baik persyaratan Israel dalam hal keamanan, dan Palestina dalam hal membangun sosial-ekonomi.
Tidak ada tanggapan segera dari pihak Hamas, namun radio publik Israel mengutip pejabat senior Israel yang mengatakan negara Yahudi itu terbuka untuk memperluas gencatan senjata jika bisa terus merusak terowongan militan di Gaza.
Sejak perang meletus pada 8 Juli 2014, 37 tentara Israel telah tewas, juga dua warga sipil Israel dan seorang pekerja asal Thailand.
Masyarakat Palestina berhamburan ke jalan-jalan di Gaza setelah gencatan senjata mulai berlaku, beberapa di antaranya memeriksa keadaan rumah mereka setelah mengungsi.
Di banyak tempat, mereka menyaksikan kehancuran menakjubkan di mana bangunan diratakan, seluruh blok rumah benar-benar diluluhlantakan oleh Israel.
Di dekat Bani Sheila, 20 orang tewas dalam serangan udara Israel sesaat sebelum gencatan senjata dimulai. Sementara perempuan dan anak-anak menangis menyaksikan rumah mereka hancur.
Hamas mengatakan gencatan senjata apapun harus menyertakan jaminan blokade di Jalur Gaza harus diakhiri Israel, sementara di pihak Israel ingin ada kesepakatan demiliterisasi Jalur Gaza.(AsiaOne)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama