Suara.com - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshidiqie meminta seluruh pihak berhenti mempersoalkan kasus perjumpaan Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay dengan politisi PDIP Trimedya Pandjaitan pada masa debat capres bulan Juni 2014 lalu.
"Untuk kasus ini kita tutup buku, sudah ya," kata Jimly di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (14/8/2014) malam.
Jimly juga sempat meminta Hadar tidak terlalu mengambil hati atas tudingan dari saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
"Sudah jangan terlalu diambil hati," ujar Jimly.
Pada sidang kode etik keempat yang diselenggarakan DKPP, Kamis malam kemarin, dua orang saksi Prabowo-Hatta: yakni Iswan Abdullah dan Arif Priyono, kembali menceritakan kesaksiannya atas kronologis pertemuan Hadar dengan Trimedya dan petinggi Polri tertanggal 7 Juni 2014 di sebuah restoran, yang diduga terkait pembocoran pertanyaan debat capres.
Menurut keduanya, pertemuan Hadar dengan Trimedya dilakukan cukup lama, yakni sekitar 30 menit hingga satu jam. Hadar juga diduga melakukan pertemuan secara sengaja.
Namun, Hadar membantah segala hal tersebut dengan menyebut dirinya memiliki rekaman CCTV atas pertemuan tidak terduga itu. Hadar juga kembali menjabarkan setiap menit dan detik kunjungannya di restoran itu, berdasarkan rekaman CCTV yang dimilikinya.
Seluruh pernyataan Hadar berbeda dengan kesaksian saksi Prabowo-Hatta, di mana Hadar menyatakan pada saat itu dirinya hanya berniat membeli makan, dan tidak mengetahui keberadaan Trimedya. Dirinya terpaksa berbincang dengan Trimedya karena disapa oleh yang bersangkutan.
"Pertemuan saya dengan pak Trimedya hanya berlangsung selama 55 detik saja. Justru yang ada Arif Priyono mengajak saya berbincang cukup lama yaitu 18 menit dan dia curhat," ujar Hadar.
Sebelumnya perjumpaan Hadar dengan Trimedya ini sempat ramai diperbincangkan, karena terjadi di sela-sela masa debat capres. Hadar dituding membocorkan pertanyaan debat capres dalam kesempatan itu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana