Suara.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, mengatakan, personel TNI yang diperbantukan untuk mengajar di perbatasan dan daerah tertinggal akan dilatih terlebih dahulu, sehingga memiliki bekal kompetensi dalam mengajar.
"Kita sudah kerja sama, kita latih dahulu sebelum berangkat akan kita latih," kata Nuh di Jakarta, Senin (18/8/2014).
Nuh mengimbau masyarakat tidak perlu terlalu khawatir akan kompetensi yang dimiliki TNI dalam mengajar karena sebelumnya akan diberi kompetensi.
"TNI apakah enggak pernah sekolah, apakah enggak pernah belajar, pernah 'toh', sekarang tinggal kita latih," katanya.
Dia mengatakan pihaknya terbuka mengajak dari kalangan manapun untuk mengajar, terutama di daerah tertinggal, bukan hanya TNI.
"Kita justru mengajak siapapun yang punya potensi, kita ajak mengajar," katanya.
Sebelumnya, Wamendikbud mengharapkan program yang melibatkan personel TNI untuk mengajar di daerah terpencil bisa berjalan efektif.
"Diharapkan efektif karena ini untuk mendukung tenaga pendidikan di daerah tertinggal, terpencil, atau bahkan di perbatasan khususnya yang masih kekurangan guru," kata Musliar.
Dia mengatakan dalam program tersebut, personel TNI dibekali pelatihan dan pendampingan dalam mengajar.
"Kita beri pelatihan khusus selama 52 jam, nanti kalau mereka tidak tahu, ada pendampingnya, setelah itu ada klinik konsultasi pembelajaran," katanya.
Dia menuturkan dalam praktiknya, TNI hanya diutamakan mengajar siswa-siswi tingkat SD sampai SMP, sementara untuk tingkat SMA hanya sebagai mentor untuk wawasan kebangsaan saja.
Pada awal September 2011, Kemendikbud yang saat itu masih bernama Kemendiknas dan TNI sepakat bekerja sama untuk mengembangkan pendidikan di wilayah perbatasan.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Mendiknas Mohammad Nuh (sekarang Mendikbud) dan Panglima TNI saat itu Agus Suhartono.
Pada 2014, Mendikbud Mohammad Nuh dan Panglima TNI Moeldoko sepakat untuk memperkuat kerja sama tersebut dengan meningkatkan sinergitas sumber daya antara Kemendikbud dengan TNI.
Bentuk sinergitas sumber daya tersebut antara lain melalui pemanfaatan SDM dan fasilitas perbengkelan yang dimiliki TNI di setiap daerah perbatasan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Momen Haru Jokowi Saksikan Pelepasan Jenazah Raja Solo PB XIII, Ribuan Warga Tumpah Ruah
-
7 Provinsi Terkorup di Indonesia Versi ICW: Riau dan NTT Jadi Pemuncak
-
Mencurigakan! Kenapa Kerangka Manusia di Gedung ACC Baru Ditemukan Dua Bulan Setelah Kebakaran?
-
Dengar 'Curhatan' Kades, Dasco: DPR Kawal Masalah Lahan dan Dana Desa
-
Intervensi Kemenkeu di Kasus Rp349 T? Mahfud MD Desak Menkeu Purbaya Bertindak Tegas!
-
KPK 'Bidik' Wagub Riau SF Hariyanto, Dugaan Korupsi Proyek PUPR Makin Panas
-
Viral! Gubernur Riau Kena OTT KPK, Wagub SF Hariyanto Banjir Ucapan Selamat
-
Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Teken PJBTL 1.800 MVA di Jawa Barat dan Jawa Tengah
-
Aktif Lagi di DPR, Tangis Haru Adies Kadir dan Uya Kuya Pecah Usai MKD Nyatakan Tak Langgar Etik
-
Pasrah Gaji DPR Disetop 6 Bulan usai Sebut Rakyat Tolol, Hukuman MKD Bikin Ahmad Sahroni Kapok?