Suara.com - Pembunuhan jurnalis Amerika Serikat, James Foley, sungguh menunjukkan kekejian kelompok militan Negara Islam (NI), yang sebelumnya disebut ISIS.
Tetapi satu pertanyaannya kunci yang menjadi misteri: Bagaimana Foley bisa jatuh ke tangan NI, padahal sebelumnya dia diyakini ditangkap oleh kelompok militan yang loyal kepada Presiden Suriah, Bashar al Assad?
Polisi federal AS, FBI, dalam investigasinya yakin bahwa Foley diculik oleh sebuah kelompok terorganisasi setelah dia meninggalkan sebuah warung internet pada 22 November 2012.
Pada Mei 2013, pemimpin GlobalPost, media yang mempekerjakan Foley, mengeluarkan pernyataan resmi mewakili media itu dan kedua orang tua sang jurnalis. Isinya menunjukkan bahwa Jim, sapaan akrab James, ditahan oleh pemerintah Suriah.
"Kami telah menerima sejumlah laporan independen, dari beberapa sumber yang kredible, yang memastikan dugaan kami bahwa Jim kini ditahan oleh pemerintah Suriah di sebuah penjara, yang dikuasai oleh Badan Intelijen Angkatan Udara Suriah," kata Phil Balboni, direktur GlobalPost.
"Tampaknya Jim ditahan bersama seorang atau dengan beberapa jurnalis Barat. Termasuk kemungkinan besar seorang jurnalis Amerika," imbuh Balboni.
Pada Selasa (19/8/2014), NI menyebarkan sebuah rekaman video berdurasi empat menit, yang menunjukkan pemenggalan Foley. Dalam video itu NI juga menunjukkan Steven Sotloff, jurnalis majalah Time yang juga diculik dari Aleppo, Suriah pada Agustus 2013.
Dengan informasi-informasi itu, ada tiga kemungkinan soal kematian Foley di tangan NI. Pertama, kemungkinan informasi yang diperoleh GlobalPost tidak akurat. Kedua militan NI berhasil merebut Foley dari fasilitas milik pasukan elit Suriah atau justru rezim Assad yang menyerahkan Foley ke NI.
Menurut jurnalis BBC, Kim Ghattas, alternatif ketika adalah yang paling mungkin terjadi. Beberapa sumbernya di Damaskus, ibu kota Suriah, mengatakan bahwa ada kemungkinan Assad menyerahkan Foley ke NI karena posisinya sudah terpojok akibat serangan sejumlah kelompok pemberontak, termasuk NI.
Tetapi mengapa Assad menyerahkan Foley ke NI?
Menurut Bassam Barabandi, diplomat senior Suriah yang sudah membelot, Assad butuh NI agar konsentrasi AS terpecah dan dipaksa memilih NI atau rezim Asaad dalam perang saudara di Suriah.
Adalah Assad sendiri yang membantu menciptakan NI dengan melepas sejumlah anggota kelompok garis keras dari penjara Sednaya pada 31 Mei 2011. Dia lalu membiarkan kelompok itu berkembang selama tiga tahun untuk memecah perjuangan kelompok-kelompok penentang rezim di Suriah.
"Assad pertama-tama mengubah narasi tentang revolusi Suriah yang baru lahir menjadi konflik sektarian, bukan reformasi. Dia kemudian mendorong kehadiran kelompok-kelompok ekstrem di samping para akivis," kata Barabandi.
"Dia kemudian memfasilitasi masuknya ribuan petempur asing beraliran garis keras ke Suriah untuk menggoyang stabilitas di wilayah itu," imbuh Barabandi.
"ISIS adalah salah satu faksi yang muncul untuk mempertahankan keberlangsungan rezim Assad. Assad dan sekutunya Iran berusaha untuk membingkai konflik ini menjadi masalah sektarian yang klasik, antara kekuatan militer melawan eksremis Suni," tegas Barabandi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Kondisi Terkini Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Masih Lemas, Polisi Tunggu Lampu Hijau Dokter
-
Duka Longsor Cilacap: 16 Nyawa Melayang, BNPB Akui Peringatan Dini Bencana Masih Rapuh
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi