Suara.com - Presiden terpilih Joko Widodo diminta untuk fokus menangani kasus pelanggaran HAM. Demikian salah satu permintaan LSM Human Rights Watch dalam surat yang dikirim kepada Jokowi.
Dalam surat itu, Human Rights Watch juga merinci secara spesifik masalah-masalah yang terkait kebebasan beragama, hak perempuan, kekebalan hukum aparat keamanan, kebebesan berekspresi, pekerja domestic, Papua dan tenaga kerja anak-anak.
“Sebagai Presiden, Jokowi harus memperbaiki kesalahan yang dilakukan pemerintah masa lalu dengan memberikan prioritas kepada masalah hak asasi manusia yang semakin memburuk dalam satu dekade terakhir,” kata Phelim Kine, Deputi Direktur Human Rights Watch di Asia, dalam surat elektronik yang diterima suara.com, Jumat (29/8/2014).
Kine juga berharap Jokowi bisa memberikan jaminan perlindungan kepada seluruh warga negara Indonesia dan mencabut budaya kekebalan hukum terhadap aparat hukum.
Menurut dia, ada banyak kasus pelanggaran HAM yang gagal dituntaskan oleh Presiden SBY. Salah satunya adalah meningkatnya kekerasan terhadap kelompok minoritas.
“Jokowi harus merevisi UU yang diskriminatif dan memastikan bahwa pemerintah akan memberikan hukuman kepada siapa pun yang melakukan aksi kekerasan kepada kelompok minoritas,” ujarnya.
Human Rights Watch juga mengungkapkan, masih banyak pelaku pelanggaran HAM yang mendapatkan kekebalan hukum. Karena itu, Jokowi harus melakukan penyelidikan penuh dalam kasus pelanggaran HAM dari era Soeharto hingga sekarang. Selain itu, DPR juga harus membuat UU yang memungkinkan anggota militer yang melakukan pelanggaran HAM disidang di pengadilan umum dan bukan pengadilan militer.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Profil Irjen Argo Yuwono: Jenderal Kepercayaan Kapolri Ditarik dari Kementerian Buntut Putusan MK
-
Hadiri KTT G20 di Afsel, Gibran akan Berpidato di Depan Pemimpin Dunia
-
KPK Buka-bukaan Asal Duit Rp300 M di Kasus Taspen: Bukan Pinjam Bank, Tapi dari Rekening Penampungan
-
Harapan Driver Ojol Selepas Nasib Mereka Dibahas Prabowo dan Dasco di Istana
-
Analis: Masa Depan Politik Budi Arie Suram Usai Ditolak Gerindra dan PSI
-
Soal Anggota Polri Aktif di Kementan, Menteri Amran: Justru Sangat Membantu
-
Pigai Ajak Publik Gugat UU KUHAP ke MK Jika Khawatir dengan Isinya: Kami Dukung, Saya Tidak Takut!
-
KPK Ungkap Alasan Bobby Nasution Belum Dihadirkan di Sidang Korupsi Jalan Sumut
-
Tak Bayar Utang Pajak Rp25,4 Miliar, DJP Sandera Pengusaha Semarang: Ini Efek Jera!
-
Broker 'Hantu' Korupsi Petral Terkuak, KPK: Modus Ini Bikin Harga Minyak Impor Jadi Mahal