Suara.com - Steven Sotloff menjadi jurnalis Amerika Serikat kedua – setelah James Foley – yang dipenggal oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sotloff dinyatakan hilang pada minggu pertama Agustus tahun lalu.
Hingga kini belum ada kepastian tentang kasus penculikan yang menimpa Sotloff, termasuk siapa yang menculiknya. Ketika Sotloff dinyatakan hilang dan diculik, kelompok ISIS belum terbentuk.
Salah satu anggota keluarga Sotloff mengatakan, kelompok kriminal yang melakukan penculikan menjual Sotloff ke kelompok ISIS. Namun, informasi ini belum bisa dipastikan kebenarannya.
Sotloff barumuncul lagi pada 19 Agustus lalu, ketika video pemenggalan kepala James Foley dirilis oleh ISIS. Dalam video itu, anggota ISIS mengungkapkan bahwa Sotloff akan menjadi korban berikutnya apabila Amerika tidak menarik keluar pasukannya dari Irak.
Ibu Sotloff, Shirley sempat mengirimkan pesan melalui video kepada Abu Bakr al-Baghdadi dan meminta mereka untuk tidak membunuh anaknya itu. “Sotloff merupakan orang terhormat yang selalu membantu orang yang lemah,” demikian pernyataan Shirley dalam video tersebut.
Rekan kerjanya mengatakan, Sotloff sudah tahu dengan bahaya yang menghadang ketika dia memutuskan untuk meliput di Suriah. Sejak dilanda perang saudara pada 2011, sebanyak 70 jurnalis yang meliput di Suriah tewas dan 80 orang diculik.
“Dia sangat ingin pergi ke Suriah,” kata Lee Smith, sahabat Sotloff di Hudson Institute.
Selama hampir satu tahun diculik, sama sekali tidak ada kabar tentang Sotloff hingga muncul dalam video pemenggalan James Foley. Sekjen PBB Ban Ki-moon menegaskan, aksi pemenggalan yang dilakukan ISIS kepada dua jurnalis Amerika telah membuat dunia murka. (Reuters)
Berita Terkait
-
Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta