Suara.com - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, gaji seorang menteri dalam kabinetnya terkategorikan cukup. Menurutnya, jika mengincar nominal gaji, lebih baik memilih pekerjaan yang lain.
"Mau cari gaji besar di swasta saja," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Jumat (12/9/2014).
Hal ini sekaligus menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengatakan menterinya sudah lama naik gaji. Alasannya untuk penghematan anggaran.
Jokowi sendiri mengatakan dia belum mengerti soal batasan gaji untuk menteri.
"Saya belum ngerti, belum kerja mau dinaikin, kerja dulu baru bicara gaji," ujar Jokowi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kemarin, Kamis (11/9/2014), menegaskan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya tidak pernah bermaksud bermewah-mewah atau berboros-boros.
Dia juga mendukung jika presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) ingin menghemat anggaran.
"Pemerintah dari tahun ke tahun melakukan upaya penghematan. Pada tahun-tahun tertentu bahkan pemotongan anggaran. Amat sering kita kembalikan karena setelah kita hemat kita tidak perlukan lagi," kata Presiden SBY di Kantor Kepresidenan, Jakarta.
SBY melanjutkan, pemerintah melakukan penghematan senilai Rp43 triliun. Gaji presiden, wakil presiden, menteri, atau gubernur yang awalnya ingin dinaikkan akhirnya tidak jadi. Padahal sudah tidak naik selama 10 tahun.
"Kita ingin penghematan. Tidak ada niatan dari pemerintahan ini untuk boros," kata SBY.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta