Suara.com - Di akhir Agustus 2014 lalu, Ketua Umum Partai Demokrat selaku Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo di Nusa Dua, Bali. Saat itu, banyak yang berspekulasi bahwa SBY akan bersedia menaikkan harga BBM dengan imbalan Jokowi akan memberi posisi strategis di pemerintahan.
Melalui video di Youtube yang diunggah akun “Suara Demokrat” dengan judul Posisi SBY dalam RUU Pilkada, pada Minggu (14/9/2014) malam, SBY menjawab berbagai spekulasi tersebut. Sambil tertawa pelan, SBY mengakui pernah mendengar spekulasi seperti itu dilontarkan oleh sejumlah pengamat dan sejumlah politisi.
"Tidak. Itu memalukan. Untuk urusan negara, urusan rakyat, masa depan, lantas kita dagang sapi. Saya tahu politik itu kompromi, politik itu take and give, politik itu juga konsensus, tapi tidak dengan seperti itu. Menawari Demokrat, eh kalau SBY mau menaikkan harga BBM, saya kasih jabatan a, b, c, d. Itu memalukan dan tidak boleh terjadi. Itu mengkhianati rakyat, demokrat tidak haus kekuasaan," kata SBY.
SBY menegaskan ia dan Demokrat sudah pernah memimpin pemerintahan selama dua periode berturut-turut. Ia mengatakan baginya dan Demokrat, saat ini saatnya berbenah dan membangun sambil memastikan pemerintahan yang akan datang menjalankan negara dengan sistem dan manajemen yang benar, rasional, serta bebas dari kepentingan yang sangat kental dari masing-masing pejabat negara.
"Itu yang akan Demokrat lihat. Dan urusan naikkan BBM, bayangkan kalau itu dibarter atau diganti dengan iming-iming jabatan, itu memalukan. Kami rasional, untuk menentukan sebuah kebijakan, jelas, mengapanya," kata SBY.
SBY menegaskan ia sangat menjaga kerhormatan dan tidak mau merendahkan diri hanya demi mendapatkan kekuasaan.
"Tidak pernah saya bisa diajak dagang sapi seperti itu. Saya juga punya kehormatan, punya pikiran yang jernih dan yang penting tidak boleh sama sekali untuk urusan yang maha penting, diminta deal, tawar menawar, diiming-imingi, kami tidak akan tergiur," kata SBY.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Kemenbud Resmi Tetapkan 85 Cagar Budaya Peringkat Nasional, Total Jadi 313
-
Bukan Sekadar Viral: Kenapa Tabola Bale dan Tor Monitor Ketua Bisa Menguasai Dunia Maya?
-
Muncul SE Kudeta Gus Yahya dari Kursi Ketum PBNU, Wasekjen: Itu Cacat Hukum!
-
Drone Misterius, Serdadu Diserang: Apa yang Terjadi di Area Tambang Emas Ketapang?
-
Wujudkan Kampung Haji Indonesia, Danantara Akuisisi Hotel Dekat Ka'bah, Ikut Lelang Beli Lahan
-
Banyak Terjebak Praktik Ilegal, KemenPPPA: Korban Kekerasan Seksual Sulit Akses Aborsi Aman
-
Sejarah Baru, Iin Mutmainnah Dilantik Jadi Wali Kota Perempuan Pertama di Jakarta Sejak 2008
-
Yusril Beri 33 Rekomendasi ke 14 Kementerian dan Lembaga, Fokus Tata Kelola Hukum hingga HAM Berat
-
Cerita Polisi Bongkar Kedok Klinik Aborsi di Apartemen Basura Jaktim, Janin Dibuang di Wastafel
-
Telepon Terakhir Anak 9 Tahun: Apa Pemicu Pembunuhan Sadis di Rumah Mewah Cilegon?