Suara.com - Presiden wilayah Catalonia telah menandatangani sebuah dektrit, pada Sabtu (27/9/2014), yang isinya memerintahkan digelarnya referendum kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.
Wilayah kaya raya di timur laut yang mempunyai bahasa dan budaya berbeda dengan wilayah Spanyol lainnya itu memang sudah lama berjuang untuk merdeka dari Spanyol.
Mayoritas warga Catalan ingin agar referendum digelar, demikian hasil survei yang digelar baru-baru ini. Mereka tergugah menyaksikan hasil referendum kemerdekaan Skotlandia dari Inggris, yang meski gagal, tapi menunjukkan hasil tipis.
Presiden wilayah Catalonia, Artur Mas, menandatangani dekrit referendum itu dalam sebuah upacara di kantornya di Istana Generalitat, Barcelona.
"Catalonia ingin berbicara. Ingin didengar. Ingin menggelar pemungutan suara. Ini saat yang tepat dan kami punya kerangka hukum yang sah untuk melakukannya," kata Mas dalam bahasa Catalan, Inggris, dan Spanyol.
Dalam pidato berbahasa Inggris, Mas mengatakan ia ingin menyampaikan sebuah pesan kepada rakyat dan para pemimpin Eropa.
"Seperti semua bangsa di dunia, Catalonia punya hak untuk memutuskan masa depan politiknya sendiri... Kami percaya bahwa masalah politik harus diselesaikan dengan negosiasi dan cara-cara beradab. Dan kami tahu bahwa demokrasi adalah cara paling beradab untuk menyelesaikan masalah antara bangsa-bangsa," kata Mas.
Adapun pengumuman Mas itu disambut oleh ribuan orang yang melambai-lambaikan bendera Catalan dan meneriakkan slogan-slogan prokemerdekaan di luar Istana Generalitat.
Sementara itu, pemerintahan Spanyol di Madrid mengatakan bahwa referendum melanggar konstitusi 1978 dan karenanya akan menolak proses itu.
Kabinet Spanyol akan berkumpul pada Senin (29/9/2014), untuk memformalkan penolakan pemerintah, dan akan menyerahkan proses itu Mahkamah Konstitusi.
"Kami sangat menyesalkan hal ini dan yakin bahwa inisiatif presiden Catalonia adalah sebuah kesalahan," kata deputi Perdana Menteri Spanyol, Soraya Saenz de Santamaria. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Ucapan Rampok Uang Negara Diusut BK, Nasib Wahyudin Moridu Ditentukan Senin Depan!
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban