Suara.com - Perempuan satu ini masih muda, baru berumur 20 tahun. Tapi dia sudah tercatat sebagai salah satu dari segelintir saja peselancar (surfer) putri profesional Indonesia, bahkan sejak usia 14 tahun. Dia adalah juga satu-satunya peselancar putri pro asal Bali sejauh ini.
"Saya merasa sangat beruntung. Tak ada (putri) dari Bali yang bisa berselancar. (Tapi) Saya tidak ingin seperti gadis-gadis lainnya," ungkap Diah Rahayu, sosok itu, dalam salah satu wawancara khususnya di serial liputan "Human to Hero"-nya CNN, belum lama ini.
"Saya merasa luar biasa karena bisa melakukan sesuatu yang berbeda. Segalanya dalam hidupku kini adalah tentang surfing," sambung gadis kelahiran Seminyak ini.
Meski kini sudah bisa dikatakan terkenal, Diah sebenarnya tidak memulai segalanya dengan mulus. Memiliki ayah yang juga dikenal sebagai peselancar lokal berpengalaman di Bali, dia awalnya tak direstui mengikuti jejak sang ayah yang sudah putar haluan demi menafkahi keluarga.
Tapi, di usia 12 tahun itu, Diah tak hendak menyerah begitu saja, lantas memilih belajar surfing diam-diam kepada salah seorang pamannya. Hasilnya cukup bagus, di mana tak lama ia segera menjadi salah satu sosok peselancar putri berbakat dari Bali. Hingga akhirnya pada usia 14 tahun (2008), Diah mampu meraih medali perunggu bagi Indonesia di ajang Asian Beach Games yang kebetulan digelar di Bali.
"Saya (saat itu) bertemu dengen Presiden, sempat diwawancari bersamanya dan kami berbicara panjang lebar," ujar Diah. "Itu keren sekali, dan ibu serta ayahku pun bangga padaku, dan namaku muncul di hampir semua suratkabar," tambahnya.
Di tahun itu pula akhirnya, Diah resmi menjadi peselancar profesional dengan mendapatkan Rip Curl sebagai sponsor utama. Berkat perusahaan produk surfing itu juga untungnya, Diah selain meneruskan cita-citanya menjadi peselancar putri terkenal, tetap dapat menyelesaikan pendidikan lewat bantuan biaya mereka.
Di ajang Asian Beach Games 2008 itu, peraih perak untuk Indonesia adalah Yasnyiar Gea, sosok yang sampai kini masih dipandang sebagai peselancar putri teratas Indonesia. Sosok itu pulalah yang kini menjadi salah satu kompetitor Diah di rangkaian ajang Asian Surfing Tour, sesuatu yang hendak dijadikannya pijakan untuk bisa maju lagi ke lingkup yang lebih luas.
"Saya ingin memenangi tur ini. Saya ingin mencoba fokus pada ajang ini dulu --ini adalah impianku," jelas Diah pula. "Saya memang belum akan ke Eropa (berkompetisi), tapi saya kelak akan melakukannya. Dan saya ingin pergi ke Australia, mungkin tahun depan," sambungnya.
Tapi, bagaimana sebenarnya surfing di mata Diah? Apakah dia tidak takut dengan olahraga yang oleh banyak orang dipandang berbahaya ini?
"Banyak teman-temanku (sejak dulu) berkata, 'Kenapa kamu suka surfing? Surfing kan berbahaya.' Tapi bagi saya tidak. Surfing justru sangat menyenangkan," tuturnya.
"Gadis-gadis Indonesia (kebanyakan) memang takut sekadar kulitnya jadi gelap saja, dan karenanya tidak berminat berselancar. Dan saya kira saya salah satu yang paling beruntung. Saya mencintai pantai," tegasnya.
"Saya kira, jiwaku memang sudah berada di air. Lautan seolah selalu memanggilku, "Ayo datang, ke sini, ke sini.' Saat saya pergi ke pantai, rasanya sudah seperti di rumah sendiri," ujar Diah lagi, yang merasa senang kini banyak gadis-gadis kecil mulai belajar surfing, antara lain karena ingin mengikuti jejaknya. [CNN]
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Kapolri Update Ledakan SMAN 72: 29 Siswa Masih Dirawat, Total Korban 96 Orang
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Uang Rp 1000 Jadai Rp 1, Apa Maksudnya?