Suara.com - Kehadiran ulama-ulama yang dihormati di internal Partai Persatuan Pembangunan dinilai bisa menyatukan elite yang kini tengah berselisih. Tokoh-tokoh berpengaruh tersebut diperlukan untuk menjadi inisiator rekonsiliasi antara kelompok Romahurmuziy dan Djan Faridz.
"Kumpulkan tokoh-tokoh tertentu yang dihormati, lalu bicarakan bagaimana solusinya," kata pengamat politik dari lembaga Populi Center, Usep S. Ahyar, kepada suara.com, Rabu (12/11/2014).
Usep mengatakan kehadiran para ulama memang belum menjamin tercapai islah, mengingat sebelumnya para ulama PPP juga ikut terbelah. Tapi, kata Usep, kehadiran ulama tetap lebih baik sebagai usaha untuk menciptakan islah daripada melibatkan pihak eksternal seperti sekarang.
Pihak eksternal yang dimaksud adalah Kementerian Hukum dan HAM.
Kehadiran pihak eksternal, kata Usep, bisa membuat persoalan partai tersebut menjadi semakin runyam.
Dan hal itu terbukti, begitu Kementerian Hukum dan HAM mengesahkan kepengurusan PPP kubu Romahurmuziy, keputusan tersebut digugat kubu Suryadharma Ali dan Djan Faridz ke Pengadilan Tata Usaha Negara. Ujungnya, surat keputusan Kemenkumham ditangguhkan.
Usep telah beberapa kali mengatakan bahwa PPP harus berhati-hati ketika ingin melibatkan pihak eksternal. Melibatkan pihak lain di luar partai, kata Usep, sama artinya memasukkan pihak lain ke dalam pusaran konflik.
"Menurut saya, harus selesai dulu di internal. Akhirnya kan sekarang serangannya ke pemerintah. Pemerintahan dianggap ikut campur dalam kubu-kubuan dalam konteks kepentingan," kata Usep.
Usep mengatakan konflik di internal PPP juga terjadi karena imbas dari pertarungan Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.
"Memang, baiknya partai itu rekonsiliasi. Yang paling mungkin untuk melakukan itu ya, satukan kepentingan," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD