Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa Bangsa (FAO) memperkirakan sepertiga dari seluruh lapisan tanah di dunia telah terdegradasi. Degradasi tanah terjadi karena erosi, pemadatan, penutupan tanah, bahan organik dan penipisan nutrisi tanah, pengasaman, polusi dan proses lain yang disebabkan oleh praktek-praktek pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan.
Jose Graziano da Silva, direktur jenderal FAO, dalam pernyataannya menjelang Hari Tanah Dunia pertama yang dirayakan pada Jumat 5 Desember 2014, mengingatkan, secara global jumlah tanah yang subur dan produktif pada 2050 akan menjadi hanya seperempat dari tingkat pada 1960. Untuk itu ia menyerukan adopsi pendekatan baru.
"Diperlukan waktu hingga 1.000 tahun untuk membentuk satu sentimeter tanah, dan dengan 33 persen dari semua sumber daya tanah global terdegradasi dan tekanan manusia yang terus meningkat, batas kritis makin mendekat dan penatalayanan menjadi hal yang mendesak, kata Graziano da Silva.
Menyebut tanah sebuah "sumber daya hampir dilupakan," ia mendesak lebih banyak investasi dalam pengelolaan tanah yang berkelanjutan, mengatakan itu akan lebih murah daripada restorasi dan "diperlukan untuk pencapaian ketahanan pangan dan gizi, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan."
Menurut FAO, organisme kecil seperti bakteri dan jamur di bawah tanah bertindak sebagai agen utama yang mendorong siklus nutrisi dan membantu tanaman melalui peningkatan asupan gizi, yang pada gilirannya mendukung keanekaragaman hayati di atas tanah juga.
Manajemen yang lebih baik dapat memastikan bahwa organisme biasanya tanpa disadari meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap karbon dan mengurangi penggurunan, sehingga bahkan lebih banyak karbon dapat diisolasi -- membantu mengimbangi emisi gas rumah kaca. (Antara)
Berita Terkait
-
Gegara Isu Punya Sawah 1.000 Hektare, Narji Terganggu Didatangi Banyak Orang
-
Prabowo Apresiasi Kapolri: Bantu Produksi Pangan hingga Terjun Beri Makan Bergizi
-
Polusi Batu Bara Rugikan Petani: Hasil Panen Padi dan Gandum Turun Hingga 10 Persen
-
Untuk Tingkatkan Produksi Pangan Nasional, Kementan Imbau Petani Optimalkan Penggunaan Pupuk Subsidi
-
Dampak Krisis Iklim, Sawah di Demak Berubah Jadi Tambak
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Presiden Naikkan Gaji Guru dan Dosen ASN, DPR Ingatkan Nasib Honorer Gajinya Masih Rp 300.000
-
DPR Desak KPK Segera Tetapkan Tersangka Korupsi Haji: Kejahatan Merampas Hak Umat Beribadah!
-
KPK Bantah Intervensi dari Istana Gegara Belum Tetapkan Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
-
Skandal DPRD Gorontalo: "Rampok Uang Negara" dan Selingkuh, Anggota PDIP Ini Langsung Dipecat!
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu