Suara.com - Dua psikolog dibayar 81 juta dolar Amerika atau sekitar Rp972 miliar oleh Badan Intelijen Amerika (CIA) dalam menjalankan program penyiksaan kepada tahanan. Penyiksaan itu dilakukan sebagai upaya dari perang melawan teror. Salah satu bentuk penyiksaan yang dilakukan kepada tahanan adalah waterboarding yaitu menenggelamkan wajah tahanan ke dalam air hingga sulit bernafas.
Dua psikolog yang disewa CIA itu adalah Grayson Swigert dan Hammond Dunbar. Nama mereka juga ada di dalam laporan Komite Intelijen Senat terhadap program CIA yang dirilis, Selasa (9/12/2014).
Berdasarkan dokumen tersebut, Mitchell dan Jessen atau Swigert dan Dunbar mempunyai peranan penting dalam bab baru di sepanjang sejarah Amerika itu. Laporan itu menyebut, Swigert dan Dunbar bepergian keliling dunia untuk memberikan saran dan juga melakukan interogasi dengan taktik yang masuk kategori penyiksaan.
Mereka juga diberi kepercayaan untuk menilai apakah metode penyiksaan itu berjalan dengan sukses. Tidak perlu diragukan lagi, dua psikolog itu membuat laporan kepada bos CIA bahwa metode penyiksaan yang diterapkan berhasil membuat tahanan memberikan informasi yang penting.
Selama 6 tahun, sejak 2002, dua psikolog itu menjalankan metode penyiksaan itu dengan berbagai cara untuk menimbulkan rasa sakit serta meyakinkan par abos di CIA bahwa metode itu berjalan dengan baik.
Senat Amerika Serikat (AS) membongkar informasi mengejutkan soal metode interogasi yang dilakukan oleh Central Intelligence Agency (CIA), salah satu badan intelijen negeri Abang Sam. Menurut laporan yang disampaikan Senat, CIA menggunakan metode interogasi brutal untuk mengorek informasi dari para tersangka pelaku serangan teroris ke menara kembar WTC tahun 2001 silam.
Direktur CIA John Brennan mengakui bahwa institusi yang dipimpinnya melakukan program tersebut dan mengakuinya sebagai suatu kesalahan. Namun, dirinya bersikeras bahwa informasi yang dikorek dengan metode tersebut berhasil membantu pemahaman taktis dan strategis tentang para teroris. (HuffingtonPost/Reuters)
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
Terkini
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung
-
KPK Sudah Terima Surat Keppres Rehabilitasi, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi dan Rekan Segera Bebas
-
Mulai 2026, Periksa Kehamilan Wajib 8 Kali: Cara Pemerintah Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
-
KPK Ungkap Keppres Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspitasari Dikirim Pagi Ini
-
Menanti Keppres Turun, Keluarga Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sudah Tunggu Sejak Subuh di Rutan KPK
-
Isu Pembabatan Mangrove untuk Rumah Pribadi Mencuat, Komisi IV DPR Desak Investigasi Pemerintah