Suara.com - Dua pria bertubuh tegap masuk ke dalam sebuah pabrik pagi itu. Keduanya mulai menghidupkan satu persatu mesin di dalam pabrik yang terletak di tengah perkampungan. Suara deru mesin memecah keheningan pagi.
Tak lama berselang, lima wanita menggunakan seragam bewarna merah masuk ke dalam pabrik dari pintu belakang. Mereka mengambil satu sak tepung yang tersusun rapi lalu mengaduknya dengan memberi sedikit air.
Tepung itu kemudian dimasukkan ke dalam sebuah mesin yang sudah terlebih dahulu dinyalakan. Setelah menunggu beberapa saat, adonan tersebut dibentuk menjadi roti dan kemudian dimasukkan ke dalam mesin lain.
Usai adonan menjadi roti, pekerjaan itu diambil alih oleh sejumlah wanita yang berada di bagian tengah pabrik. Dengan cekatan, roti tersebut di masukkan ke dalam sebuah mesin untuk diberi isi dan rasa. Selanjutnya, roti-roti itu dikemas dengan bungkusan kertas bertulis “Roti Nusa Indah”.
Roti yang di produksi di Gampong Nusa, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, ini merupakan milik Nelly Nurlila, perempuan kelahiran 39 tahun silam.
Ia sudah memulai membuat roti sejak 2001. Berselang dua tahun kemudian, usaha Nelly mulai berkembang dan ia sudah mempunyai empat orang karyawan.
Namun saat usia usahanya baru seumur jagung, musibah tsunami meluluhlantakkan Aceh. Seluruh harga benda yang dimilikinya hancur. Peristiwa itu sempat membuat dirinya hampir putus asa. Nelly terpaksa harus tinggal di tenda untuk sementara waktu.
"Saat itu jangankan untuk usaha, hidup aja rasanya tidak mau lagi," katanya.
Semangat untuk memulai kembali kehidupan dari nol didapat Nelly dari orang-orang tercinta. Nelly terus berpikir untuk bangkit untuk membesarkan anaknya bersama suami tercinta. Motivasinya untuk hidup mandiri sangat tinggi. Baru lima bulan pascatsunami, Nely bersama suaminya Muchlis Ismail bangkit dengan menjual nasi di Lhoknga, Aceh Besar.
Di samping itu, mereka berdua juga membuat kue basah untuk dititipkan di warung-warung seputaran Lhoknga.
“Setelah beberapa bulan menjual nasi, Alhamdulillah saya kembali mempunyai modal,” ungkap Nely.
Setelah berhenti sepuluh bulan, Oktober 2005 Nelly mulai kembali membuat roti. Nelly membangun usahanya dengan segala keterbatasan, salah satunya adalah biaya. Saat itu, ia hanya mampu memproduksi roti dari dua kilogram tepung per hari. Nasib baik menghampiri Nelly kala sebuah perusahaan tepung terigu memberinya sejumlah bantuan seperti oven dan alat lainnya untuk memproduksi roti.
Kata dia, awalnya ia tidak mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang cara membuat roti. Tapi karena keinginannya yang kuat, ia belajar secara otodidak dan menonton sejumlah acara di televisi.
Roti yang berhasil ia buat kemudian dibagikan ke para tetangga untuk mencobanya. Karena mendapat respon positif dari tetangga, Nelly akhirnya memberanikan diri untuk membuka sebuah usaha membuat roti.
“Sebenarnya, sebelum membuat roti saya sudah terlebih dahulu membuat kue basah selama 14 tahun,” kata Nelly.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Pimpin Ziarah Nasional di TMPNU Kalibata, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Lupakan Jasa Pahlawan
-
Ketua DPD Raih Dua Rekor MURI Berkat Inisiasi Gerakan Hijau Nasional
-
Jadwal dan Lokasi SIM Keliling Jakarta Hari Ini, Senin 10 November 2025
-
Kondisi Terduga Pelaku Ledakan SMA 72 Jakarta Membaik Usai Operasi, Polisi Fokus Pemulihan
-
Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
-
Polemik Pahlawan Nasional: Soeharto Masuk Daftar 10 Nama yang akan Diumumkan Presiden Prabowo
-
Soeharto, Gus Dur, Hingga Marsinah Jadi Calon Pahlawan Nasional, Kapan Diumumkan?
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru