Suara.com - Tragedi tsunami Aceh 2004 masih menjadi mimpi buruk bagi mereka yang mengalami meski dua dekade berlalu.
Baru-baru ini, sebuah pengakuan digital yang mengiris hati dari seorang pria asal Aceh kembali membuka luka lama bangsa. Hal ini mengingatkan pada tragedi dahsyat yang merenggut ratusan ribu nyawa.
Melalui akun media sosialnya, ia membagikan sebuah kisah yang membuktikan bahwa beberapa luka tak akan pernah bisa disembuhkan oleh waktu.
Semua berawal dari sebuah pertanyaan sederhana yang ia lemparkan ke jagat maya, dengan latar belakang wajah yang menyiratkan duka mendalam.
"Setrauma apa sama tsunami Aceh 2004?" tulisnya.
Dalam pengakuannya, ia membawa kembali ke mimpi buruk itu. Usianya baru tujuh tahun ketika dinding air raksasa itu menyeret dan menelannya.
Ia dan bersama adiknya yang baru berusia lima tahun terperangkap, terhimpit puing-puing di dalam air yang keruh dan menyesakkan.
Di tengah kepanikan, satu-satunya pegangannya adalah tangan mungil sang adik.
"Meskipun keruh, aku bisa merasakan dari genggaman tangan adikku yang baru lima tahun itu sekarat karena kehabisan napas. Sedangkan aku tak bisa berbuat apa pun," kenangnya.
Baca Juga: BRIN Ungkap Tsunami Raksasa Pernah Terjadi di Selatan Jawa, Apa Risiko yang Mesti Diwaspadai?
Saat napasnya sendiri mulai habis dan harapan nyaris padam, sebuah keajaiban terjadi.
Momen ini menjadi titik balik yang menyelamatkan hidupnya sekaligus merenggut separuh jiwanya.
"Saat aku mulai sekarat, tiba-tiba entah siapa ada yang menarik rambutku dari atas sampai aku muncul ke permukaan dan kembali bisa bernapas," tuturnya.
Namun, tangan penyelamat misterius itu juga menjadi awal dari perpisahan abadi. Arus yang ganas dan tak kenal ampun langsung menyeretnya menjauh.
"Tapi arus yang kuat membawaku jauh dari tempat adikku tenggelam. Mengombang-ambingkan aku ke tengah laut sampai esok aku ditemukan," jelasnya.
Ia menjadi salah satu korban selamat tsunami yang tercatat dalam sejarah. Namun, keberuntungan itu terasa seperti kutukan. Ia selamat, tapi sendirian.
Berita Terkait
-
BRIN Ungkap Tsunami Raksasa Pernah Terjadi di Selatan Jawa, Apa Risiko yang Mesti Diwaspadai?
-
Kisah Tragis Duong Lo: Dipaksa Menikahi Pemerkosanya, Anak Tak Mirip Usai Dilahirkan
-
Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
-
8 Rekomendasi Asuransi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia
-
Penjelasan Kenapa Gempa Rusia Magnitudo 8,7 Tak Picu Tsunami Besar
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Makan Bergizi Gratis Dimulai Serempak 8 Januari 2026, Simak Jadwal Persiapan dari BGN
-
ICW Sindir Kejagung Soal Gunungan Uang Rp6,6 T, Praktisi Hukum: Tak Mudah Selamatkan Uang Negara
-
PDIP Tegas Tolak Usulan Pilkada Lewat DPRD: Sikap Kami Tak Berubah Sejak 2014
-
Kasus CSR BIOJK: KPK Akui Telusuri Aliran Uang ke Anggota Komisi XI DPR Selain Satori dan Heri
-
Natal di Serambi Mekkah, Kala Cahaya Solidaritas Lebih Terang dari Gemerlap Lampu
-
Wagub Aceh Soal Insiden Aparat Vs Warga di Tengah Bencana: Jaga Kekompakan, Jauhkan Sikap Arogansi
-
Drama Cinta Segitiga Maut Bripda MS: Mahasiswi ULM Dicekik, Jasadnya Dibuang ke Got
-
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat Akibat Siklon Tropis Grant
-
Minta KPK Telusuri Sumber Uang RK ke Wanita, Pakar: Tetapkan Tersangka atau Jangan Bunuh Nama Baik
-
Waspada Cuaca Buruk, Warga Bangka Belitung Diimbau Tak Rayakan Tahun Baru di Pantai