Suara.com - Ahli meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gangguan mesin yang ditimbulkan icing (lapisan es) adalah penyebab paling mungkin di antara sejumlah kemungkinan faktor cuaca yang menyebabkan kecelakaan AirAsia QZ8501, tapi mereka berhenti untuk mengidentifikasi itu sebagai penyebab kecelakaan fatal.
Lapisan es dalam mesin jet dapat menjadi bahaya pada ketinggian di dekat badai besar, ketika kelembaban berubah menjadi kristal es kecil yang dapat tersedot di dalam mesin. Jika es mencair tapi kemudian membeku kembali pada permukaan logam, es yang terkumpul dapat baik masuk ke potongan bilah turbin dan menyebabkan kerusakan, atau mencair dan memadamkan sistem pengapian.
"Fenomena Cuaca yang paling mungkin adalah icing yang dapat menyebabkan kerusakan mesin," kata badan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia dalam sebuah laporan setebal 14-halaman tentang analisa kondisi cuaca pada pagi hari saat kecelakaan melanda Airbus A320 yang mengangkut 162 orang itu.
Laporan itu juga menyebut, turbulensi memiliki dampak yang lebih kecil pada pesawat.
Dokuman yang oleh The Wall Street Journal disebut sebagai "analisis meteorologi" kecelakaan, adalah laporan publik pertama tentang apa yang mungkin telah menyebabkan kecelakaan pada hari ketika langit yang penuh badai tapi puluhan penerbangan lainnya melewati daerah yang sama tanpa insiden .
Laporan itu muncul, setelah pemerintah berjanji untuk menyelidiki pelanggaran penerbangan AirAsia setelah diketahui bahwa pesawat naas telah terbang di luar jadwal ketika jatuh.
Sementara hingga hari ketujuh pencarian telah ditemukan sejumlah benda masif yang diyakini sebagai puing-puing pesawat QZ8501 di dasar laut.
"Bagian terbesar, berukuran 18 meter panjang dan lebar 5,4 meter, tampaknya menjadi bagian dari tubuh jet," kata Henry Soelistyo Bambang, Kepala Badan SAR Nasional. (news.com.au)
Berita Terkait
-
Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Buka Rute Internasional
-
Profil Ryan Harris, Keponakan Mantan Bos Air Asia yang Viral Gelar Royal Wedding Rp75 M
-
Ini Sumber Kekayaan Ryan Harris, Pantas Sanggup Undang Brian Eks Westlife dan Artis Mancanegara ke Nikahannya
-
Anak CEO Air Asia Pamer Jam Tangan Mewah Rp6 Miliar, Sebelum Gelar Pernikahan Fantastis Rp75 Miliar
-
Profil Gwen Asley: Anak Pengusaha yang Nikahi Anak CEO Air Asia dengan Biaya Rp 75 miliar
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani
-
Jejak Korupsi SPBU Ditelusuri, KPK dan BPK Periksa Eks Petinggi Pertamina
-
'Tsunami' Darat di Meksiko: 42 Tewas, Puluhan Hilang Ditelan Banjir Bandang Mengerikan
-
Prajurit TNI Gagalkan Aksi Begal dan Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Diamankan
-
Di The Top Tourism Leaders Forum, Wamendagri Bima Bicara Pentingnya Diferensiasi Ekonomi Kreatif
-
KPK Bongkar Akal Bulus Korupsi Tol Trans Sumatera: Lahan 'Digoreng' Dulu, Negara Tekor Rp205 M
-
Buntut Tragedi Ponpes Al Khoziny, Golkar Desak Pesantren Dapat Jatah 20 Persen APBN