Suara.com - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana menuntut Presiden Joko Widodo untuk bersikap tegas menanggapi kekacauan yang terjadi antara Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Erry bahkan membandingkan dengan kepemimpinan Presiden RI ketujuh itu dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Jokowi harus tegas, harus belajar dari presiden yang lalu (SBY), yang tidak mau intervensi. Tidak boleh intervensi hukum di peradilan," kata Erry, ketika konferensi pers di gedung KPK, Jalan HR Rasuna Sahid, Jakarta Selatan, Jumat (23/1/2015).
Terlebih, ia mengungkapkan kekecawaanya atas tanggapan Jokowi terkait kasus yang terjadi antara lembaga kepolisian dengan KPK.
"Jangan sekali-sekali (presiden) mengatakan saya menghormati hukum dan tidak mau intervensi. Kita tidak cukup punya waktu untuk berselisih," kata Erry kecewa dengan pernyataan Jokowi ketika konferensi pers tadi.
Mantan Gubernur DKI itu juga diminta untuk segera dapat menyelesaikan kasus yang kini membuat Masyarakat Anti Korupsi geram dengan sikap penangkapan BW dengan alasan untuk melemahkan KPK.
"KPK dan kepolisian harusnya bersinergi agar tidak buang waktu untuk hal tidak perlu," kata Erry.
Berita Terkait
-
OTT 9 Orang Termasuk Jaksa di Banten, KPK Juga Amankan Uang Rp 900 Juta
-
KPK Tangkap Jaksa di Banten, Sinyal Keras Perang Korupsi Antar Aparat?
-
KPK Konfirmasi: Ada Jaksa yang Ditangkap Saat OTT di Wilayah Tangerang
-
Soal Polemik Perpol Baru, Kapolri Dinilai Taat Konstitusi dan Perkuat Putusan MK
-
Operasi Senyap KPK di Banten, Lima Orang Terjaring OTT Semalam
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Seleksi PPIH Untuk Haji 2026 Dibuka, Jumlah Pendaftar Pecahkan Rekor Tertinggi Tembus 11 Ribu
-
Ironi Jembatan Kewek: Saat Jalan Ditutup, Warga Jogja Justru Temukan 'Surga' Bermain
-
Bom Waktu di Bawah Flyover: Mengapa Sampah Menggunung di Ciputat?
-
Komunitas Forum Karyawan Lokal Kristen NHM Rayakan pra-Natal Bersama Masyarakat Desa Kao
-
Jeritan Keadilan, LPSK Ungkap Lonjakan Tajam Restitusi Korban Seksual Anak di 2025
-
Akhir Pekan Ini Golkar Bakal Gelar Rapimnas, Bahas Apa?
-
Anggota DPRD Singgung Nias Merdeka, Mengapa Pejabat Daerah Mulai Lempar Pernyataan Kontroversial?
-
Momen Langka di Hari Ibu PDIP: Megawati Bernyanyi, Donasi Bencana Terkumpul Rp 3,2 Miliar
-
LPSK Ajukan Restitusi Rp1,6 Miliar untuk Keluarga Prada Lucky yang Tewas Dianiaya Senior
-
Viral Video Main Golf di Tengah Bencana Sumatra, Kepala BGN Dadan Hindayana Buka Suara