Suara.com - Ketua DPR Setya Novanto tidak sepakat dengan istilah kriminalisasi kepada pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pasalnya, kata anggota Fraksi Golkar ini, kasus yang menimpa pimpinan KPK merupakan laporan dari masyarakat ke Bareskrim Mabes Polri dan Mabes Polri menindaklanjutinya.
"Ini laporan dari masyarakat ke kepolisian. Kita harapkan kepolisian tangani secara arif, tidak ada hal-hal berbau politik. Saya yakin kepolisian akan hadapi ini profesional. Jalani sebaik-sebaiknya. Jangan menuduh terlebih dahulu tapi lihat substansi dari yang mengadukan, kan belum tentu benar juga yang dilaporkan," kata Setya di DPR, Jakarta, Selasa (27/1/2015).
Terkait dengan langkah Bambang Widjojanto mengajukan permohonan mundur dari Wakil Ketua KPK lantaran sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri di tengah upaya KPK menyelidiki dugaan kasus tindak pidana korupsi calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan, Setya menyampaikan apresiasi. Langkah Bambang, katanya, sesuai dengan UU tentang KPK.
"Nanti Presiden yang akan melaksanakan ketentuan tersebut (pemberhentian). Kita tunggu saja. Yang dilakukan Bambang bisa memberi arti yang sangat besar. Sangat saya hargai. Kita cari yang terbaik supaya KPK bisa berjalan dengan baik," katanya.
Bambang dijadikan tersangka oleh Bareskrim dalam dugaan kasus mengarahkan saksi memberikan keterangan palsu di sidang Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pemilukada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (2010).
Setelah itu, Wakil Ketua Adnan Pandu Praja juga dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri. Pandu dituduh melakukan perampokan mayoritas saham di PT Daisy Timber, Berau, Kalimantan Timur, sejak 2006.
Kemudian giliran Wakil Ketua KPK Zulkarnaen dilaporkan ke Polri terkait dugaan kasus korupsi dana hibah program penanganan sosial ekonomi masyarakat (P2SEM) Jawa Timur, 2008.
Masyarakat antikorupsi mengaitkan rentetan laporan itu dengan upaya untuk melemahkan KPK dalam memberantas kasus-kasus korupsi di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1
-
Yusril Ungkap Fakta: Presiden Prabowo Belum Perintahkan Pembentukan Tim Investigasi
-
Dari Ancaman Laporan ke Permintaan Maaf, Ferry Irwandi Umumkan Kasusnya dengan TNI Berakhir Damai
-
'Percuma Ganti Orang, Sistemnya Bobrok', Kritik Keras YLBHI di Tengah Isu Ganti Kapolri
-
Tiga Pesawat Tempur Baru dari Prancis Diserahkan ke TNI AU Awal 2026
-
Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada