Suara.com - Seorang warga negara Australia yang bergabung dengan militan Kurdi Suriah untuk melawan ISIS dikabarkan tewas. Informasi tersebut diberikan oleh Badan Pemantau Hak Asasi Manusia di Suriah, juga sebuah sumber dari pasukan Kurdi.
Dikabarkan, warga negara Australia tersebut tewas ketika pasukan ISIS melancarkan serangan kepada milisi YPG Kurdi di Suriah. Lelaki yang hanya dikenal dengan sebutan Ashley di media sosial itu memang bergabung dengan pasukan milisi YPG di Suriah bagian timur laut.
Belum ada pernyataan resmi dari pihak YPG. Namun, sebuah sumber Kurdi yang tidak bersedia disebutkan namanya mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut.
Ashley adalah satu dari beberapa warga negara barat, termasuk dari Eropa dan Amerika, yang bergabung dengan YPG untuk memerangi ISIS. Dari segi jumlah, mereka kalah banyak dari pasukan yang direkrut oleh ISIS.
Sejauh ini, pasukan Kurdi hanya mendapat bantuan dari koalisi negara barat dan beberapa negara Arab pimpinan Amerika Serikat untuk menyerang ISIS.
Sementara itu, lansiran Dailymail, lelaki berusia 28 tahun itu dinyatakan telah tewas lewat pernyataan yang dikeluarkan laman Facebook "The Lions of Rojava" hari Kamis (26/2/2015). The Lions of Rojava adalah sekumpulan relawan yang membantu perekrutan tentara untuk masuk ke dalam YPG Kurdi.
"Kami YPG dengan sangat menyesal menginformasikan kepada Anda soal kematian salah satu petempur barat kami yang paling berani kami Heval Bagok Serhed. Ia adalah petempur barat pertama yang jadi martir dalam pertempuran melawan ISIS. Beristirahatlah dalam damai Saudara kami," bunyi pernyataan yang ditulis di laman The Lions of Rojava.
Partai Serikat Demokratik Kurdi enggan mengungkap identitas asli dari si orang Australia dan memilih menggunakan nama Heval Bagok Serhed. Mereka mengunggah pula foto orang tersebut. (Reuters/Dailymail)
(Reuters)
Tag
Berita Terkait
-
Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
-
Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
-
Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
-
Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
-
Nasib Tragis Tiga Remaja Inggris yang Menjadi Pengantin ISIS
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram