Suara.com - “Menarik pelatuk sejata adalah hal yang mudah. Bagian tersulit adalah sentuhan kemanusian antara eksekutor dengan narapidana,” kata salah satu eksekutor hukuman mati di Indonesia kepada The Guardian.
Salah satu anggota Brigade Mobil itu sudah beberapa kali ditugaskan untuk menjadi eksekutor hukuman mati. Dia dibayar kurang dari 100 dolar Amerika atau sekitar Rp1,3 juta untuk menjalankan tugasnya itu.
Ada dua tim yang dipersiapkan sebelum eksekusi mati dilakukan. Tim pertama adalah yang mempersiapkan narapidana menuju tempat eksekusi dan tim kedua yang bertugas menembak.
“Beban mental paling berat adalah tim yang bertanggung jawab untuk membawa narapidana ke lokasi daripada tim yang menembak,”katanya yang menolak namanya disebutkan.
Kata dia, tim yang mempersiapkan narapidana menuju lokasi adalah orang terakhir yang menyentuh terpidana mati tersebut. Tim itu biasanya memasangkan tali atau menutup wajah terpidana sebelum eksekusi dilakukan.
“Kami melihat terpidana mati itu dari dekat, sejak mereka masih hidup dan berbicara hingga mereka meninggal. Kami tahu semuanya dengan lengkap,” ujarnya.
Setiap terpidana mati ditangani oleh lima anggota Brimob yang membawa dari sel ke lokasi eksekusi pada tengah malam. Kata dia, narapidana yang memutuskan apakah wajahnya ditutup atau tidak ketika eksekusi dilakukan.
“Kami biasanya tidak melakukan percakapan dengan para terpidana mati. Saya memperlakukan mereka seperti keluarga sendiri. Saya hanya mengatakan, maaf, saya hanya melakukan tugas,” ujarnya.
10 terpidana mati, termasuk dua warga negara Australia yang dijuluki Bali Nine yaitu Andrew Chan dan Myuran Sukumaran rencananya akan dieksekusi mati pada akhir pekan ini. (Guardian)
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Anak Buah Masuk Penjara Gegara Pasang Patok, Dirut PT WKM Pasang Badan: Saya yang Bertanggung Jawab
-
Anak Riza Chalid Hadapi Sidang Korupsi Pertamina, Pengacara Bantah Keterlibatan Kliennya
-
Gema Adzan Sang Ayah di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ikhlas Melepas Anaknya Syahid
-
Harapan Akhir Tahun Pekerja Online, Rieke Minta Kado Spesial Perpres Perlindungan dari Prabowo
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makariem, Hotman Paris Cecar Ahli Hukum Soal Kerugian Negara
-
Yayat Supriatna Sebut Pembangunan Infrastruktur Pangan Bukan Domain Pemerintah
-
Revisi UU Ketenagakerjaan Jadi Kunci Nasib Pekerja Digital, Rieke Diah Pitaloka: Mari Kawal Bersama
-
Gubernur Pramono Tolak Atlet Israel, Menlu 'Lempar Bola' ke Persani dan Imigrasi
-
Bantah Menteri Pigai, Komnas HAM Tegaskan Kasus Keracunan MBG Adalah Pelanggaran Hak Asasi
-
Gus Yasin Buka Kartu: 'Dalang' Islah PPP Ternyata Caleg, Istana Tak Ikut Campur