Mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew yang meninggal Senin (23/3/2015) akan dimakamkan Minggu (29/3/2015) siang pukul 12.30 waktu setempat atau pukul 13.30 waktu Indonesia Barat. Prosesi pemakaman Lee akan menempuh jarak 15,4 kilometer dari Gedung Parlemen (tempat jenazah Lee disemayamkan) ke National University of Singapore, tempat upacara kenegaraan akan digelar.
Selama prosesi berlangsung, kegiatan komersial di Singapura, yang dikenal sebagai pusat belanja dan makanan, diperkirakan akan melambat secara signifikan. Beberapa pemilik pusat perbelanjaan dan toko-toko besar seperti Tangs dan Metro mengatakan mereka akan menutup pada hari pemakaman.
Kasino di Resorts World Sentosa Genting Singapura juga akan ditutup mulai pukul 14:00 hingga 16:00 sebagai bentuk penghormatan kepada Bapak pendiri Singapura modern itu.
Sementara itu sejumlah pemimpin negara Asia-Pasifik dijadwalkan akan hadir dalam upacara itu. Termasuk Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi, Australia, PM Inggris Tony Abbott, Perdana Menteri Selandia Baru John Key, Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye.
Hingga Sabtu (28/3/2015) malam, lebih dari setengah juta orang telah berbondong-bondong ke 18 tempat yang ditunjuk, menulis pesan belasungkawa dan meletakkan karangan bunga.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dan para menterinya mengunjungi antrian dekat rumah parlemen dan pusat-pusat komunitas di mana orang-orang berbaris.
"Saya sangat terharu dengan sambutan yang luar biasa dari orang-orang yang ingin memberikan penghormatan terakhir (bagi Lee Kuan Yew) di Gedung Parlemen," kata Lee di akun Facebook-nya.
Namun besarnya gelombang dukungan untuk pendiri negara itu, belum menjamin lebih banyak dukungan untuk partai yang didirkan Lee "People Action Party (PAP), di pemilu yang akan digelar dalam waktu dekat.
PAP telah memerintah sejak kemerdekaan Singapura, namun belakangan dukungan terus menurun.
Ketimpangan pendapatan, kebencian atas imigrasi dan perumahan mahal, menjadi isu-isu yang mengakibatkan turunnya dukungan untuk PAP pada pemilu empat tahun lalu.
"Jangan berharap orang simpati untuk PAP pada rekening almarhum Mr Lee," kata Eugene Tan, profesor hukum di Singapore Management University. (Reuters)
Tag
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Merasa Terlindungi, Barang Pemberian Kapolda Herry Heryawan Bikin Penyandang Tunarungu Ini Terharu
-
Kolaborasi Bareng DPRD DKI, Pramono Resmikan Taman Bugar Jakbar
-
Menteri Hukum Ultimatum PPP: Selesaikan Masalah Internal atau AD/ART Jadi Penentu
-
Satu Bulan Tragedi Affan Kurniawan: Lilin Menyala, Tuntutan Menggema di Benhil!
-
Polemik Relokasi Pedagang Pasar Burung Barito, DPRD DKI Surati Gubernur Pramono Anung
-
Siapa Ketum PPP yang Sah? Pemerintah akan Tentukan Pemenangnya
-
KPAI Minta Polri Terapkan Keadilan Restoratif untuk 13 Anak Tersangka Demonstrasi
-
Program Magang Fresh Graduate Berbayar Dibuka 15 Oktober, Bagaimana Cara Mendaftarnya?
-
DPR RI Kajian Mendalam Putusan MK soal Tapera, Kepesertaan Buruh Kini Sukarela
-
Setelah Kasih Nilai Merah, ICW Tagih Aksi Nyata dari Pemerintah dan Aparat Penegak Hukum