Suara.com - Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta sebaiknya tidak mempersoalkan gaya komunikasi Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok),
"Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta sebaiknya fokus pada hal-hal yang menjadi ranahnya, yakni segala sesuatu yang terkait dengan kekuasaan pejabat dan kepentingan publik serta layak dicurigai," kata pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Victor Silaen.
Pernyataan Victor menyikapi rencana Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta yang akan melibatkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) berkenaan dengan ucapan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di salah satu stasiun televisi nasional yang dianggap kurang santun.
Ia mengatakan langkah Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta mempersoalkan gaya komunikasi Ahok di stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu dan akan melibatkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menyelidikinya, tidak memiliki relevansi dengan tujuan awal penyelidikan RAPBD.
"Sebenarnya yang hendak mereka selidiki itu soal Rancangan APBD (RAPBD, red.) atau gaya komunikasinya Ahok. Kalau RAPBD, sebaiknya diteruskan sampai tuntas sehingga betul-betul terbukti nanti siapa yang bersalah dan apa saja kesalahannya," kata dia.
Terlebih, kata Victor, Panitia Hak Angket DPRD DKI Jakarta menyebut gaya komunikasi Ahok yang dipandang tidak santun itu, menyangkut soal etika.
"Gaya komunikasi ini bukan soal etika, melainkan etiket. Etika itu berhubungan dengan bagaimana Ahok menggunakan kekuasaan yang dimilikinya dan kebijakan yang dibuatnya sebagai Gubernur DKI, sedangkan etiket itu menyangkut tata-krama pergaulan," kata Victor.
Menurut dia, tidak ada undang-undang yang mengatur soal tata-krama pergaulan kepala daerah sehingga Ahok disimpulkan sudah melanggar undang-undang. Selain itu penyelidikan RAPBD dengan etiket Gubernur DKI Jakarta dipandang tidak memiliki relevansi. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram