Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Jusuf Kalla (Antara)
Pemerintah akan mengundang para duta besar dari negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) untuk membahas mengenai situasi terkini konflik yang terjadi di Timur Tengah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (14/4/2015) malam mengatakan, pertemuan tersebut merupakan upaya untuk mencari solusi bagi persoalan seperti penyebaran paham Islam radikalisme pembentukan Negara Islam Irak dan Suriah serta gejolak di Yaman.
"Besok (Rabu, 15/4/2015), Pemerintah akan mengundang para dubes dari negara OKI, ada sekitar 57 dubes di sini untuk bertemu dengan saya dan Presiden (Joko Widodo)," kata Wapres Kalla usai mengundang tokoh ulama dan ormas Islam di kediamannya.
Pertemuan dengan para dubes OKI tersebut dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam mencari jalan keluar bagi penjagaan perdamaian di negara-negara Islam.
"Presiden juga akan menyampaikan sikap Indonesia menghadapi situasi yang terjadi akhir-akhir ini. Baru nanti setelah itu kita lihat upaya apa yang dapat dilakukan bersama untuk memberikan kedamaian yang lebih baik di negara-negara Islam," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan pihaknya bersama perwakilan tokoh ulama dan ormas Islam telah menyampaikan pandangan mengenai situasi terkini yang terjadi di negara-negara Islam, khususnya di kawasan Timur Tengah.
"Kami dari Majelis Ulama Indonesia dan pimpinan sejumlah ormas Islam tingkat pusat telah terlibat dalam tukar-menukar pikiran tentang apa yang kita hadapi, khususnya gejolak yang terjadi di dunia Islam," kata Din.
Din juga mengatakan para tokoh Islam telah sepakat untuk mendorong Pemerintah Indonesia, melalui Wapres Kalla, guna mengambil inisiatif untuk menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui pertemuan dengan dubes negara OKI tersebut.
"Kami sepakat agar gejolak yang terjadi di dunia Islam ini tidak masuk ke dalam negeri kita Indonesia yang aman dan tenteram ini. Kami juga mendorong Wapres untuk memprakarsai mediasi guna mendamaikan sesama muslim yang bertikai di sana," tambahnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa malam, mengundang sejumlah perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam dan pimpinan majelis ulama untuk membahas masalah yang dihadapi negara Islam, termasuk penyebaran paham radikalisme pembentukan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muslimat NU Khafifah Indar Parawansa, Wakil Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Persis Maman Abdurrahman.
Kemudian Ketua Umum PB Al-Washliyah Yusnar Yusuf, Ketua Dewan Penasehat ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum PB Persatuan Tarbiyah Islamiyah Basri Barmanda, Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Zainul Madjid, Ketua Umum PP Aisyiah Noorjanah Johantini, Sekjen Dewan Masjid Indonesia Imam Addaruquthni, Ketua Umum PB Darud Dakwah Wal Irsyad Rusdy Ambo Dalle, serta Ketua GP Anshor Nusron Wahid. (Antara)
Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (14/4/2015) malam mengatakan, pertemuan tersebut merupakan upaya untuk mencari solusi bagi persoalan seperti penyebaran paham Islam radikalisme pembentukan Negara Islam Irak dan Suriah serta gejolak di Yaman.
"Besok (Rabu, 15/4/2015), Pemerintah akan mengundang para dubes dari negara OKI, ada sekitar 57 dubes di sini untuk bertemu dengan saya dan Presiden (Joko Widodo)," kata Wapres Kalla usai mengundang tokoh ulama dan ormas Islam di kediamannya.
Pertemuan dengan para dubes OKI tersebut dimaksudkan untuk menyamakan persepsi dalam mencari jalan keluar bagi penjagaan perdamaian di negara-negara Islam.
"Presiden juga akan menyampaikan sikap Indonesia menghadapi situasi yang terjadi akhir-akhir ini. Baru nanti setelah itu kita lihat upaya apa yang dapat dilakukan bersama untuk memberikan kedamaian yang lebih baik di negara-negara Islam," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengatakan pihaknya bersama perwakilan tokoh ulama dan ormas Islam telah menyampaikan pandangan mengenai situasi terkini yang terjadi di negara-negara Islam, khususnya di kawasan Timur Tengah.
"Kami dari Majelis Ulama Indonesia dan pimpinan sejumlah ormas Islam tingkat pusat telah terlibat dalam tukar-menukar pikiran tentang apa yang kita hadapi, khususnya gejolak yang terjadi di dunia Islam," kata Din.
Din juga mengatakan para tokoh Islam telah sepakat untuk mendorong Pemerintah Indonesia, melalui Wapres Kalla, guna mengambil inisiatif untuk menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui pertemuan dengan dubes negara OKI tersebut.
"Kami sepakat agar gejolak yang terjadi di dunia Islam ini tidak masuk ke dalam negeri kita Indonesia yang aman dan tenteram ini. Kami juga mendorong Wapres untuk memprakarsai mediasi guna mendamaikan sesama muslim yang bertikai di sana," tambahnya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa malam, mengundang sejumlah perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam dan pimpinan majelis ulama untuk membahas masalah yang dihadapi negara Islam, termasuk penyebaran paham radikalisme pembentukan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PP Muslimat NU Khafifah Indar Parawansa, Wakil Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir, dan Ketua Umum PP Persis Maman Abdurrahman.
Kemudian Ketua Umum PB Al-Washliyah Yusnar Yusuf, Ketua Dewan Penasehat ICMI Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum PB Persatuan Tarbiyah Islamiyah Basri Barmanda, Ketua Umum PB Nahdlatul Wathan Zainul Madjid, Ketua Umum PP Aisyiah Noorjanah Johantini, Sekjen Dewan Masjid Indonesia Imam Addaruquthni, Ketua Umum PB Darud Dakwah Wal Irsyad Rusdy Ambo Dalle, serta Ketua GP Anshor Nusron Wahid. (Antara)
Komentar
Berita Terkait
-
Bahas Penyebaran Paham ISIS, JK Undang Ormas Islam dan MUI
-
Ini Syarat Diversifikasi Energi di Indonesia Menurut Jusuf Kalla
-
Jokowi, JK dan 10 Menteri Akan Hadiri Kongres PDI Perjuangan
-
Nonton Perdana Film Tjokroaminoto, JK: Perbanyak Film Seperti Ini
-
Pengacara SDA Juga Sebut Megawati dan JK Minta Kuota Haji
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Motif Pelaku Ledakan di SMAN 72: KPAI Sebut Dugaan Bullying hingga Faktor Lain
-
Siswa SMAN 72 Terapkan Pembelajaran Online 34 Hari untuk Redam Trauma Usai Ledakan
-
Garis Polisi di SMA 72 Dicabut, KPAI Fokus Pulihkan Trauma Ratusan Siswa dan Guru
-
IPW: Penetapan Tersangka Roy Suryo Cs Sesuai SOP
-
Tampang Sri Yuliana, Penculik Bocah Bilqis di Makassar, Ngaku Kasihan Korban Tak Punya Ortu
-
Anggaran Proyek Monumen Reog Ponorogo Dikorupsi?
-
Dijual Rp80 Juta ke Suku Anak Dalam Jambi, Terungkap Jejak Pilu Penculikan Bocah Bilqis
-
DPD RI Gaungkan Gerakan Green Democracy Lewat Fun Walk dan Penanaman Pohon Damar
-
Terungkap! Bocah Bilqis Hilang di Makassar Dijual ke Kelompok Suku Anak Dalam Jambi Rp 80 Juta
-
Bukan Soal Kontroversi, Ini Alasan Soeharto Disebut Layak Dihargai Sebagai Pahlawan Nasional