Suara.com - FBI mengeluarkan peringatan untuk dunia penerbangan soal adanya kemungkinan pesawat berjaringan WiFi mudah diretas pelaku teror. Namun dugaan ini harus buktikan.
Sebab jika itu benar, kemungkinan dengan meretas jaringan Wi-Fi, maka ruang kemudi pesawat bisa dikendalikan. Namun anggapan ini tidak memiliki bukti cukup.
Peringatakan itu disebarkan dalam situs InfraGard FBI. Isinya meminta staf maskapai untuk berjaga-jaga.
"Meskipun klaim tetap teoritis namun itu mendorong pelaku untuk menggunakan metode tersebut. Yaitu mencoba untuk mendapatkan akses tidak sah ke jaringan on-board dari pesawat komersial. Ini melanggar hukum federal," begitu bunyi peringatan FBI terebut, Rabu (22/4/2015).
Sebelumnya, Government Accountability Office (GAO) Amerika Serikat menyatakan fasilitas internet WiFi di pesawat membayakan penerbangan. Sebab WiFi bisa menjadi sarana aksi terorisme.
Seorang teroris bisa meretas sistem pesawat dan mengendalikannya. Sehingga pesawat pun bisa dijatuhkan. Teroris bisa mengambil alih kontrol kokpit.
Sehingga menurut GAO modernisasi pesawat dengan memberikan fasilitas WiFi bisa mencelakakan penumpang. Federal Aviation Administration (FAA) harus menanggapi temuan GAO ini.
Pejabat Komisi Transportasi DPR Amerika Serikat, DeFazio menyatakan peretasan sistem pesawat lewat WiFi adalah hal terburuk yang bisa saja terjadi. Seorang teroris meretas sistem pesawat dengan mengakses lewat kabin.
Sementara itu FAA menyatakan avionik beroperasi sebagai unit mandiri di kokpit. Avionik tidak terhubung ke sistem yang sama yang digunakan oleh penumpang untuk menonton film atau menggunakan laptop.
Hanya saja Administrator FAA Michael Huerta sepakat dengan temuan GAO. Sehingga FAA akan mulai bekerja dengan para ahli keamanan pemerintah termasuk Badan Keamanan Nasional untuk mengidentifikasi temuan tersebut. (Skynews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
Terkini
-
Gelar Pahlawan untuk Soeharto, KontraS: Upaya Cuci Dosa Pemerintah
-
Ketua BAM DPR Aher Janji UU Ketenagakerjaan Baru akan Lebih Baik Usai Temui Buruh KASBI
-
Lewat Kolaborasi dengan Iko Uwais di Film TIMUR, BNI Dukung Industri Film Nasional
-
Internet di Indonesia Masih Belum Merata, Kolaborasi Infrastuktur adalah Jalan Pintasnya
-
Aksi Buruh KASBI di DPR Bubar Usai Ditemui Aher, Janji Revisi UU Ketenagakerjaan
-
Komoditas Nikel Indonesia Menguat, Hilirisasi Jadi Kunci
-
Bahlil Sarankan Mantan Presiden Dapat Anugerah Gelar Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung