Suara.com - Dampak gempa dahsyat di Nepal, Sabtu (25/4/2015) siang tidak berhenti pada makin bertambahnya jumlah korban jiwa. Namun salah satu kota di utara India terancam terjadi kemiskinan.
Kota itu adalah Himachal Pradesh, kota terbesar penghasil apel terbesar. India terancam kekurangan pasokan apel. Wilayah dekat Himalaya yang merupakan daratan subur.
Sebanyak 165 ribu warga Himachal Pradesh tergantung pada sektor pertanian. Sementara ada 500 ribu warga Nepal yang bekerja di sana. Karena gempa, mereka tidak bisa bekerja dan produksi apel terhenti.
Himachal Pradesh memang tergantung pada tenaga kerja asal Nepal. Mereka bertugas melakukan kerja kasar seperti memetik dan mengangkut apel dari kebun. Bisa dibayangkan jika tidak ada yang bekerja, kota-kota besar di sekitar India tidak bisa melihat apel lagi. Sebab 85 persen kawasan India bergantung pada pasokan apel asal Himachal Pradesh.
Bercerita soal Himachal Pradesh, pertanian apelnya terus meningkat sejak dibuka pada tahun 1950-an. Saat itu area perkebunan masih 400 hektar. Lalu di kurun waktu 1960 naik jadi 3.025 hektar. Sampai saat ini tercatat ada 1 juta hektar lahan apel. Dengan perkebunan apel itu, warga Himachal Pradesh bisa terlepas dari kemiskinan.
"Seperti anggota keluarga kita sendiri, kita menunggu kedatangan mereka setiap musim panas. Kali ini kami takut keterlibatan mereka dalam pekerjaan rekonstruksi di Nepal akan mengakibatkan krisis tenaga kerja di Himachal," kata seorang petani di Kullu. Naveen Tanwar.
Di Himachal Pradesh, terdapat banyak desa. Semua memproduksi apel. Salah satunya Shimla Ashutosh Chauhan. Perani apel dari Shimla Ashutosh Chauhan, Ratnari mengatakan kebanyakan warga Nepal bergantung pada pertanian apel. Terutama merka yang tinggal di perbukitan curam. Akses di sana juga berat, ditambah udara dingin menusuk.
"Di sini, sebagian besar petani tidak bekerja dan sangat bergantung pada Nepal dari memetik apel," kata dia.
Orang Nepal yang bekerja di Himachal Pradesh mendapatkan upah besar 500 rupee perhari. Dalam satu musim atau sekira 2,5 bulan, mereka mendapatkan uang sampai 50.000 rupee. Itu sangat cukup untuk hidup di Nepal dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka.
"Tidak hanya tanaman apel, tetapi juga kacang hijau dan kentang di Kabupaten Lahaul," kata Surinder Thakur warga setempat.
Mereka berharap rekonsiliasi gempa Nepal cepat dilakukan. Sebab roda perekonomian India dan kawasan yang berhimpitan dengan Nepal terancam berhenti. (timesofindia)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Halim Kalla Diperiksa 9 Jam Terkait Korupsi PLTU Mangkrak Rp1,35 Triliun
-
Cegah Lonjakan Harga Jelang Nataru, Prabowo Minta Ganti Menu MBG dengan Daging dan Telur Puyuh
-
Cegah Inflasi Akibat MBG, Pemerintah Rencanakan Pembangunan Peternakan dan Lahan Pertanian Baru
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob