Dengan menggunakan bor, tim melubangi beberapa batuan untuk memasang instalasi.
Mereka juga terus menerus berkoordinasi dengan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi dan Badan Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi untuk mengetahui suhu dan kepekatan gas.
Tim bekerja sangat keras dan tetap kompak. Semua peralatan penunjang selesai disiapkan.
Endro dan empat rekannya dipercaya untuk turun ke kawah Merapi.
Target mereka ialah mengambil visual dan memastikan kondisi korban siap dievakuasi.
Pukul 14.30 WIB, tim sampai di titik aman di kawah. Titik itu hanya 50 meter dari dasar kawah dan 30 meter dari posisi tubuh Eri.
Anggota tim bernama Lahar ditugaskan menyusuri tebing kawah untuk mendekati tubuh Eri, sementara keempat rekannya mengamankan dan menyeimbangkan tali.
Akhirnya Lahar berhasil mendekati Eri yang berada di dekat kawah 48 atau salah satu kawah aktif yang berada di perut Gunung Merapi. Saat itu, Eri sudah tidak bernyawa.
Karena tak bisa melakukan seorang diri, Lahar meminta bantuan Endro untuk memasukkan jenazah ke kantong jenazah dan mengikatnya.
Setelah jenazah berhasil dimasukkan ke kantong dan diikat, Lahar dan Endro membawanya ke titik aman, sebelum ditarik ke atas bibir kawah.
"Kondisi di bawah (ketika membawa Eri ke posisi aman) terang, tidak gelap, biasa saja, Senin itu kami merasa sangat beruntung, entah karena bantuan Tuhan atau apa, tapi kami sangat beruntung, karena beberapa hari sebelumnya saat diukur panasnya mencapai 400 derajat, tapi hari itu cuma 30 sampai 50 derajat, hampir tidak tercium bau sulvatara, angin yang berhembus juga sangat terasa jadi kalaupun ada gas dia akan terurai oleh matahari dan angin," kata Endro.
Tetapi, secara tiba - tiba, suhu di kawah Merapi naik secara cepat, gas sulvatara juga terlihat di dasar kawah.
Begitu mendapat laporan terjadi perubahan suhu, tim SAR yang berada di atas menginstruksikan Endro dan empat rekannya segera naik ke bibir kawah, tapi harus terlebih dahulu menempatkan kantong jenazah Eri di posisi yang tak terkena panas dari kawah.
Pukul 17.30 WIB, kelima anggota tim sampai di atas lagi. Endro mengatakan ketika itu tak ada perasaan apapun, yang dia rasa hanya ingin membantu mengevakuasi tubuh Eri.
Pengangkatan tubuh Eri ditunda hingga hari Selasa (19/5/2015) karena cuaca dan suasana yang tidak mendukung. Seluruh tim memutuskan untuk kembali ke Pasar Bubrah malam itu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
DPRD DKI Dukung Pramono Tambah Rute LRT hingga PIK2: Perkuat Konektivitas di Utara Jakarta
-
Pemangkasan TKD Diprotes Gubernur, Sultan Sebut Itu Bentuk Kepedulian dan Tanggung Jawab Politik
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang