Suara.com - Suatu malam di Beijing, Cina. Salah satu kota metropolitan terbesar di dunia masih seperti biasa, ramai dan penuh lampu berkilauan. Tapi ada sisi lain di bawah dasar tanah gedung penakar langit Beijing.
Di dalam basement gedung itu banyak pekerja yang tinggal. Mereka tidur dan melakukan aktivis berbagai hal selayaknya di rumah. Mereka adalah para pekerja bergaji 'super' rendah. Sehingga tidak mampu menyewa kontrakan atau unit apartemen.
ITV News melaporkan jumlah mereka hingga 1 juta orang. Sementara penduduk Beijing lebih dari 20 juta orang.
Beijing sudah seperti New York, Amerika Serikat. Harga sewa pemukiman di sana sangat mahal. Sehingga mereka lebih banyak menempati basement. Di antaranya di ruangan genset, pentilasi udara, WC tua, bahkan bekas tempat penampungan serangan udara.
Para pekerja itu umumnya pendatang dari desa. Mereka berharap mendapatkan kerja layak dan uang banyak begitu bekerja di Beijing. Namun yang mereka dapatkan, gaji pas-pasan. Bahkan bekerja sebagai cleaning service dan penyapu jalanan mereka lakoni.
Gambaran orang-orang seperti itu dianggap sebagai suku semut. Sebab mereka tinggal di bawah tanah dan di tempat yang hanya dihuni semut. Namun ada juga yang menyebut mereka sebagai suku tikus atau shuzu.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Mardiono Terbuka Merangkul Kubu Agus Suparmanto: Belum Ada Komunikasi, Belum Lihat Utuh SK Kemenkum
-
KAI Antisipasi Ledakan 942 Ribu Penumpang di HUT TNI Besok: Ambulans dan Medis Kami Siapkan
-
Kembalikan 36 Buku Tersangka Kasus Demo Agustus, Rocky Gerung Berharap Polisi Baca Isinya, Mengapa?
-
Kasus Siswa Keracunan MBG di Jakarta Capai 60 Anak, Bakteri jadi Biang Kerok!
-
Polisi Masih Dalami Sosok 'Bjorka' yang Ditangkap di Minahasa, Hacker Asli atau Peniru?
-
Rano Karno Sebut Penting Sedot Tinja 3 Tahun Sekali: Kalau Tidak bisa Meledak!
-
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Ambruk Jadi 14 Orang, Tim DVI Terus Identifikasi Santri Belasan Tahun
-
Diragukan Bjorka Asli, Dalih Polisi Ciduk WFH Pemuda Tak Lulus SMK yang Diklaim Bobol Data Bank
-
Viral Korban Kecelakaan Diduga Ditolak Puskesmas, Dibiarkan Tergeletak di Teras
-
Ombudsman RI Saran RUU Perampasan Aset Harus Perjelas Kerugian Akibat Korupsi dan Langgar HAM