Suara.com - Permohonan praperadilan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, kembali disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jumat(29/5/2015). Sidang perdana itu mengagendakan pembacaan permohonan Novel, yang menggugat penangkapan tersangka dirinya oleh kepolisian.
Sidang pertama sebenarnya digelar pada Senin 25 Mei kemarin, tetapi kuasa hukum kepolisian tak menunjukkan batang hidungnya. Alhasil persidangan ditunda pada hari ini.
Permohonan yang juga dibacakan sendiri oleh Novel itu pada bagian akhirnya menuntut Kepolisian RI sebagai pihak termohon untuk meminta maaf kepada keluarga Novel dengan memasang spanduk dengan ukuran 3x6 meter di depan Gedung Polri.
Atas tuntutan tersebut pihak Polri mengatakan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang mengada-ada.
"Mengada-ada saja, masak disuruh pasang spanduk ini," kata Kuasa Hukum Polri, Joel Banar, di Pengadilan Negeri, Jakarta Selatan.
Dia pun belum bisa memastikan bahwa apakah yang dilakukan oleh penyidik Polri tidak sesuai dengan prosedur yang ada seperti yang dituangkan dalam permohonan pemohon. Oleh karena itu, dia pun siap menguraikannya nanti pada saat sidang, di mana pihaknya akan memberikan jawaban.
"Masalahnya, nanti akan kita uraikan, apakah penyidik itu melaksanakan tugasnya dengan baik, karena penyidik melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan KUHAP (Kitab Hukum Acara Pidana)," kata Joel.
Namun, menurutnya sejauh ini pihaknya sudah menjalankan proses penangkapan dan penahanan tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada. Dia bahkan menceritakan bahwa saat terjadinya penangkapan pada tanggal 1 mei 2015 lalu tersebut sudah meminta izin pihak setempat yang berwenang, seperti RT dan RW.
"Kita sudah melaporkan ke RT/RW, didampingi RT/RW untuk menyampaikan dan memperlihatkan penangkapan. Kita masuk sampai ke dekat kamarnya karena ditunggu-tunggu tidak turun makanya disusul. Nanti dijawab di surat jawaban," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Tragedi Freeport: 2 Pekerja Ditemukan Tewas, 5 Hilang di Tambang Maut Grasberg
-
Hitung-hitungan Jelang Muktamar X PPP: Mardiono Disebut Masih Kuat dari Agus Suparmanto
-
Jokowi Beri Arahan 'Prabowo-Gibran 2 Periode', Relawan Prabowo: Tergantung Masyarakat Memilih
-
DPR Desak Penghentian Sementara PSN Kebun Tebu Merauke: Hak Adat Tak Boleh Dikorbankan
-
Usai Pecat Anggota DPRD Gorontalo, PDIP Beri Pesan: Jangan Cederai Hati Rakyat!
-
Mahasiswa Green Leadership Academy Tanam Semangat Baru di Tabung Harmoni Hijau
-
Profil Alvin Akawijaya Putra, Bupati Buton Kontroversial yang Hilang Sebulan saat Dicari Mahasiswa
-
Mendagri Tito Sebut Bakal Ada 806 SPPG Baru: Lahannya Sudah Siap
-
'Warga Peduli Warga', 98 Resolution Network Bagikan Seribu Sembako untuk Ojol Jakarta
-
Perlindungan Pekerja: Menaker Ingatkan Pengemudi ODOL Pentingnya BPJS Ketenagakerjaan