Suara.com - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi meminta masyarakat mewaspadai ijazah palsu yang beredar di masyarakat. Untuk terhindar dari ijazah palsu, calon mahasiswa diminta tidak kuliah di kampus palsu.
Lalu bagaimana cara membuktikan sebuah universitas tidak abal-abal? Menristek-dikti Muhammad Nasir mengatakan universitas yang benar dipastikan terdaftar di catatan negara.
Catatan itu terdapat di gudang data Kemenristek-dikti di pangkalan data. Di sana bisa ditelusuri universitas, sampai nama dosen resmi.
"Lihat di pangkalan data. Umpanya universitas apa? Program studi apa? Status apa? Kalau statusnya non-aktif itu tandanya masalah itu. jangan masuk ke sana kalau gitu," jelas Nasir saat berbincang dengan suara.com di Kantornya di Jakarta, Jumat (29/5/2015) siang.
Pangkalan data itu bisa diakses dengan membuka website https://forlap.dikti.go.id/. Lalu memilih penulusuran database. Website ini bisa diakses secara luas. Bahkan bisa cek nomor ijazah yang dicurigai palsu.
"Semua publik bisa mengakses. Pilih universitas yang aktif dan sehat. Bisa cek nomor ijazah juga," jelas dia.
Nasir menambahkan pihaknya akan terus memburu universitas yang menerbitkan ijazah palsu. Dia akan melakukan sidak.
"Contoh dia dapat ijazah dari universitas apa? Jurusan apa? Kita cari. Okay kamu lulus. tapi bagaimana perkuliahan. Pastikan dosen kasih nilai. Siapa yang ajar? Bagaimana absensi kuliahnya? Nanti ini akan saya lacak sampai akar. Sampai ditemukan dosennya. Kalau dia tidak pernah kuliah, ujian, dapat nilai, ini sama dengan transaksi jual beli. Melegalkan proses pembelajaran yang tidak benar. Kalau lihat pidananya ini penipuan," katanya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah