Suara.com - Organisasi Human Rights Watch (HRW) melaporkan bukti terbaru yang menunjukkan kalau para pimpinan sekutu Arab Saudi masih menggunakan bom curah, yang dilarang secara internasional, di Yaman,
Lembaga pengawas hak asasi manusia berpusat di New York menyampaikan laporan terbaru itu pada Minggu (31/5/2015).
Laporan menyebutkan, terdapat tiga jenis bom curah yang digunakan di Yaman, sejak pesawat tempur sekutu menyerang pemberontak Syiah dan sekutu mantan presiden Ali Abdullah Saleh pada 26 Maret hingga sekarang.
"Sekutu pimpinan Arab Saudi di Yaman harus mengakui bahwa mereka menggunakan bom curah terlarang dan sangat mungkin membahayakan warga," kata peneliti utama HRW Ole Solvang.
"Senjata itu tidak dapat membedakan sasaran militer, warga dan amunisi kecil, terutama anak-anak, bahkan beberapa waktu setelah pertempuran," tambah Ole.
HRW mengatakan, bahwa senjata yang dilarang tersebut telah melukai beberapa warga sipil, termasuk seorang anak dalam serangan terhadap pemberontak Houthi.
Dua dari tiga orang terluka dalam sebuah serangan udara dicurigai merupakan warga sipil, sementara bom curah yang meledak setelah beberapa waktu di tanah telah melukai empat warga sipil lainnya, termasuk seorang anak.
Dia menambahkan, kedua kasus tersebut terjadi di daerah yang sedang diserang oleh kelompok koalisi.
Arab Saudi dan sembilan anggota lainnya di koalisi tidak menandatangani Konvensi Bom Curah tahun 2008 yang melarang penggunaannya.
Bom curah dapat ditembakkan dengan roket, mortir, dan artileri, atau dijatuhkan dari udara menggunakan pesawat.
Biasanya, senjata tersebut kemudian menyebar di udara menjadi bom-bom kecil dalam jumlah banyak, sehingga dapat menjadi ranjau darat di tanah jika gagal meledak.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), konflik Yaman yang dimulai sejak Maret telah menewaskan sedikit-dikitnya 2.000 orang dan melukai 8.000 lainnya, termasuk perempuan dan anak-anak. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram