Suara.com - Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat jumlah anak jalanan yang menjadi pengemis dan pengamen di kota tersebut mencapai 287 anak.
"Dari 287 orang itu, 187 anak jalan berasal dari wilayah Bogor yang kita data di kelurahan yang menjadi kantong-kantong kemiskinan, sisanya berasal dari luar Bogor," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Bogor, Annas Rasmana, di Bogor, Rabu (3/6/2015).
Ia mengatakan, jumlah anak jalanan yang terdata diperoleh dari hasil operasi penjaringan. Juga dari razia yang dilakukan pihaknya dan juga anggota Satpol PP di sejumlah titik yang menjadi tempat mangkal anak-anak jalanan tersebut seperti Tugu Kujang, Ekalokasari, Warung Jambu, Sholis Iskandar, lampu merah Terminal Baranangsiang dan simpang Lodaya.
Menurut Annas, jumlah anak jalanan tersebut bisa lebih dari yang terdata karena keberadaannya yang datang dan pergi, terutama saat Ramadhan dan menjelang Lebaran akan bertambah.
"Ada yang menetap ada juga yang musiman, muncul saat bulan puasa atau jelang lebaran," katanya.
Annas mengatakan, penanganan anak jalanan oleh Pemerintah Kota Bogor dilakukan dengan melaksanakan penertiban. Mereka yang terjaring operasi didata, diberikan pendampingan dan pembinaan agar tidak lagi turun ke jalan.
"Persoalannya kita belum memiliki rumah singgah untuk anak-anak jalanan ini, sehingga pembinaan dan pendampingan yang diberikan tidak bisa secara total," imbuhnya.
Dinsosnakertrans sendiri, kata Annas, memiliki program "goes to shcool" bagi anak-anak jalanan yang masih usia sekolah. Sedangkan yang sudah remaja diberikan pelatihan keterampilan seperti pembuatan telur asin, budi daya jamur dan menjahit.
"Memang tidak semua anak jalanan dapat kita tampung untuk diberikan pendampingan dan pelatihan. Kita melibatkan komunitas untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak jalan ini," katanya.
Annas mengatakan, Dinsosnakertrans menjalin kerja sama dengan sejumlah komunitas di Kota Bogor untuk membantu penanganan masalah anak jalanan, dengan mengurangi jumlahnya dan menumbuhkan kesadaran untuk tetap bersekolah.
Komunitas Peduli Pendidikan Anak Jalanan (KOPPAJA) di bawah naungan Yayasan Pendidikan Anak Jalanan, salah satu komunitas yang menjadi mitra Pemerintah Kota Bogor dalam menangani masalah pendidikan anak jalanan.
"Rata-rata hampir semua anak jalanan yang ada di Kota Bogor ini bersekolah, hanya saja karena persoalan ekonomi, memaksa mereka putus sekolah sehingga membuat mereka harus turun ke jalan untuk mendapatkan uang," kata Ketua Yayasan Pendidikan Mata Pena (YPMP) Syafei.
Sejak berdiri enam tahun silam, lanjutnya, KOPPAJA konsisten memberikan pendampingan kepada anak jalanan di Kota Bogor. Saat ini terdapat 80 anak jalanan di bawah pendampingan relawan KOPPAJA.
"KOPPAJA memberikan pendampingan akademis, religi, dan berkreativitas. Lima hari dalam seminggu relawan memberikan pendampingan, seperti mengerjakan PR sekolah, bahasa Inggris, belajar shalat dan mengaji, dan ada hari khusus untuk mendengarkan curhat anak-anak jalanan," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Gak Perlu Mahal, Megawati Usul Pemda Gunakan Kentongan untuk Alarm Bencana
-
5 Ton Pakaian Bakal Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Aceh-Sumatra
-
Kebun Sawit di Papua: Janji Swasembada Energi Prabowo yang Penuh Risiko?
-
Bukan Alat Kampanye, Megawati Minta Dapur Umum PDIP untuk Semua Korban: Ini Urusan Kemanusiaan
-
Tak Mau Hanya Beri Uang Tunai, Megawati Instruksikan Bantuan 'In Natura' untuk Korban Bencana
-
Jaksa Bongkar Akal Bulus Proyek Chromebook, Manipulasi E-Katalog Rugikan Negara Rp9,2 Miliar
-
Mobil Ringsek, Ini 7 Fakta Kecelakaan KA Bandara Tabrak Minibus di Perlintasan Sebidang Kalideres
-
Giliran Rumah Kajari Kabupaten Bekasi Disegel KPK
-
Seskab Teddy Jawab Tudingan Lamban: Perintah Prabowo Turun di Hari Pertama Banjir Sumatra
-
7 Fakta Warga Aceh Kibarkan Bendera Putih yang Bikin Mendagri Minta Maaf