Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tak kuasa menahan emosi saat menerima kedatangan warga korban penggusuran Pinangsia, Jakarta Barat, di Balai Kota, Rabu (3/5/2015). Lelaki yang akrab disapa Ahok itu kesal saat ada seorang ibu yang dinilainya memanfaatkan anak-anak untuk melakukan protes.
Sebenarnya, Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah menyediakan rumah susun (rusun) di kawasan Marunda, Jakarta Utara, untuk mereka tempati. Namun, warga Pinangsia korban penggusuran itu meminta agar Pemprov DKI menyediakan rusun yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka semula.
Mereka beralasan, rusun di Marunda jauh dari lokasi usaha dan tempat kerja mereka. Bahkan, ada seorang ibu yang menjadikan lokasi sekolah anak-anaknya sebagai alasan keberatan mereka pindah ke rusun di Jakarta Utara tersebut.
Si ibu, sambil menggandeng tiga anaknya yang masih duduk di bangku sekolah mendatangi Ahok. Ia menunjukkan prestasi gemilang yang diraih anak-anaknya di sekolah dekat tempat tinggal mereka yang digusur.
"Pak ini lho Pak, anak-anak kami berprestasi di sekolah. Mereka tidak bersedia pindah sekolah karena sudah sangat berprestasi di sana," ujar si ibu sambil menunjukan beberapa lembar kertas kepada Ahok.
Alih-alih iba, Ahok justru kesal. Ahok menilai, orang itu memanfaatkan anak-anak.
"Kalian semua itu memperalat dan memanfaatkan anak kecil, tahu nggak," ujar Ahok dengan nada tinggi sehingga menarik perhatian orang-orang di sekitar lokasi.
Sejumlah staf pengamanan dalam (pamdal) pun mulai merapat untuk mengamankan kondisi. Kemudian, Ahok mengkritik cara-cara yang dilakukan kelompok tertentu untuk menggalang massa dalam melakukan aksi.
"Saya ini sudah (menjabat) dua setengah tahun di sini. Saya itu sudah tahu lah mainnya JMK (Jaringan Masyarakat Miskin Kota-red) itu seperti apa, mainnya Gugun (koordinator aksi unjuk rasa warga Pinangsia) itu seperti apa, kalian semua tuh sama aja. Sama aja kalian itu sudah memakai tanah negara dan itu namanya liar," ujar Ahok.
Berita Terkait
-
Ramalan Ahok Soal Banjir Sampai Monas Meleset, Ini Kata Pramono Anung
-
Air Laut Nyaris Sejajar Tanggul Pantai Mutiara, Bisa Bikin Monas Kebanjiran?
-
Janji Rano Karno Benahi Tanggul Pantai Mutiara yang Mulai Rembes
-
Misteri Sumber Waras Berakhir: KPK Hentikan Penyelidikan, Gubernur Pramono Bisa Ambil Alih Aset
-
Puput Nastiti Devi Umumkan Kehamilan Anak Ketiga Lewat Foto Keluarga Harmonis
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa
-
BNPT Sebut ada 112 Anak dan Remaja Terpapar Paham Radikal Lewat Sosial Media
-
Lawan Aksi Pencurian Besi, Pramono Anung Resmikan Dua JPO 'Anti Maling' di Jakarta
-
85 Persen Sekolah Terdampak Banjir di Sumatra Sudah Bisa Digunakan, Sisanya Masih Dibersihkan
-
BNPT Sebut Ada 27 Perencanaan Aksi Teror yang Dicegah Selama 3 Tahun Terakhir