Suara.com - Baru-baru ini jejaring sosial dihebohkan dengan pengalaman penumpang Go-Jek, salah satu penyedia transportasi ojek via online, Boris Anggoro. Dalam postingannya, Boris menceritakan bagaimana driver Go-Jek yang dipesan mendapatkan ancaman dari tukang ojek pangkalan setempat.
"Abangnya dateng dan kita siap-siap mau berangkat. Nggak lama ada abang ojek yang mangkal di kantor nyamperin dan dorong abang Go-Jek suruh pergi atau motornya dirusak. Gue akhirnya nyuruh abangnya pergi," demikian celoteh Boris dalam akun Pathnya.
Suara.com pun lantas mewawancarai beberapa driver ojek berbasis aplikasi yang sedang digandrungi masyarakat Jakarta, yakni Go-Jek dan Grab Bike.
Salah seorang driver Go-Jek, Asep mengaku dirinya belum pernah mengalami insiden berupa ancaman atau penganiayaan secara langsung dengan ojek pangkalan. Tapi rekan-rekannya mewanti-wanti jika Asep melintas di beberapa kawasan yang rawan terjadi bentrokan dengan para tukang ojek pangkalan.
Salah satu kawasan yang rawan Go-Jek diserang adalah kawasan Mega Kuningan dan Pasar Festival. "Kita hati-hati kalau mau jemput penumpang, kalau bisa jangan di depan pangkalan mereka," ungkap Asep kepada suara.com, Kamis (11/6/2015).
Kawasan yang dinilai berbahaya bagi kalangan driver Go-Jek ternyata juga diakui oleh driver Grab Bike. Agus Supriyatna, salah seorang driver Grab Bike mengaku bahwa dirinya pernah mendapat tatapan tidak mengenakkan dari para supir ojek pangkalan di daerah Pasar Festival.
"Waktu itu pernah jemput penumpang. Kebetulan penumpang datang agak lama, saya awalnya nggak tahu ada hal-hal kayak gini. Ternyata benar, saya dipelototin sambil diomongin sama mereka. Untungnya nggak sampai diusir," kata Agus.
Untuk mengantisipasi hal yang tidak menyenangkan ini, Agus punya cara tersendiri. Ia membalikkan jaketnya jika akan menjemput penumpang. Helm yang digunakannya pun tidak berlogo perusahaan tertentu. Namun, Agus melakukan hal ini hanya di kawasan-kawasan tertentu yang berbahaya.
"Nanti setelah melewati pangkalan ojek baru saya balik lagi. Antisipasi aja mbak. Tapi hanya di tempat tertentu," imbuh Agus yang kerap mangkal di kawasan Citiwalk Sudirman ini.
Kehadiran driver berbasis aplikasi yang mengunggulkan layanan, keamanan, dan kepraktisan saat memesan kini memang diminati warga Jakarta. Sayangnya, beberapa oknum ojek pangkalan justru menganggapnya sebagai ancaman untuk mengambil lahan pendapatan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan