Suara.com - Tak selamanya niat baik mendapat sambutan baik pula, hal itu dirasakan benar Pemerintah Kota Solo dalam upaya melestarikan kesenian wayang orang. Seperti niat mengangkat para pemain wayang orang menjadi pegawai negeri sipil ternyata tak direstui Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Wali Kota Solo F. X. Hadi Rudyatmo mengatakan niatan mengangkat pemain wayang orang menjadi PNS bukan tanpa tujuan. Tujuan utamanya ialah untuk memastikan proses regenerasi pemain, mengingat saat ini banyak siswa di bidang seni tari, karawitan, seni rupa, dan topeng yang akhirnya memilih pekerjaan non seniman karena tidak ada jaminan masa tua.
“Kita sudah mengajukan ke Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi agar beri formasi untuk rekrutmen CPNS Aparatur Sipil Negara di bidang kesenian dan kebudayaan. Tapi ternyata tidak disetujui, karena bukan prioritas. Padahal, keberadaan mereka ini masuk dalam kategori langka. Karena tidak semua orang bisa bermain wayang orang,” tuturnya.
Lelaki yang akrab disapa Rudy tersebut mengaku tidak habis pikir dengan penolakan pemerintah pusat. Sebab, kalaupun bagi daerah lain keberadaan PNS pemain wayang orang dianggap bukan prioritas sehingga tidak perlu diperhatikan, beda perkara dengan Kota Solo yang memiliki visi dan misi salah satunya sebagai kota budaya.
Untuk mewujudkan visi dan misi sebagai kota budaya salah satu tumpuannya ialah melestarikan kesenian daerah dan wisata sehingga, rekrutmen CPNS bidang kesenian dan kebudayaan menjadi hal yang harus diprioritaskan. Apalagi, rekrutmen terakhir dilakukan pada 2007 lalu dan saat ini jumlah pemain wayang orang khususnya di Gedung Wayang Orang Sriwedari semakin berkurang karena sudah banyak PNS yang memasuki masa pensiun.
"Hal ini harusnya dipikirkan oleh negara dengan program Nawacita-nya, dimana garis besarnya adalah kehadiran negara ditengah-tengah masyarakat," katanya.
Rudy memaparkan saat ini dari jumlah ideal pemain sebanyak 85 orang, tinggal 65 orang yang tersisa. Dari jumlah itu yang berstatus PNS hanya 33 orang, sedangkan sisanya merupakan pegawai berstatus kontrak dengan gaji UMR yang tentunya tak sebanding dengan pekerjaan yang harus mereka lakoni.
“Kontrak diperpanjang tiap tahun, gaji hanya UMR harus main tiap malam, tidak dapat pensiun di masa tuanya, padahal tidak semua orang bisa melakukan pekerjaan yang mereka lakoni,” ujar Rudy.
Disinggung langkah apa yang akan diambilnya, Rudy menegaskan tidak akan mundur untuk memperjuangkan nasib para pemain wayang orang tersebut. Ia pun akan terus memperjuangkannya ke Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Presiden Joko Widodo.
“Ini harus diperhatikan. Jika nanti seniman sampai punah, maka apa yang menjadi cita cita bung karno yakni Indonesia sebagai Tamansarinya dunia tidak akan tercapai," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo, Eny Tyasni Suzana, menambahkan pemain wayang orang bukan seniman biasa yang mudah dicari. Sebab, katanya, seorang pemain wayang orang tidak hanya bisa menari, namun juga harus bisa berakting, mahir berbahasa Jawa, memiliki kemampuan olah suara, karawitan, sastra dan juga nembang.
"Memang sangat tidak layak jika mereka hanya memperoleh upah minimum," kata Eny.
Eny mengatakan sampai saat ini Solo merupakan satu-satunya kota yang masih mementaskan kesenian wayang orang tiap malam.
“Karena itu mereka (pemain) harus terus pentas meski tidak ada penonton yang datang untuk memenuhi komitmen sebagai kota budaya," katanya. (Wijayanti Putri)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Pemerintah Sebut UU Pers Beri Jaminan Perlindungan Hukum Wartawan, Iwakum Sebut Ini
-
Menpar Widiyanti Targetkan Industri MICE Indonesia Susul Vietnam di Peringkat Global
-
Puji Kepemimpinan Gubernur Ahmad Luthfi, BGN Puji Jateng Paling Siap Jalankan Program Gizi Nasional
-
Jokowi 'Dikepung' Politik? Rocky Gerung Bongkar Alasan di Balik Manuver Prabowo-Gibran 2029
-
'Mereka Ada Sebelum Negara Ini Ada,' Pembelaan Antropolg untuk 11 Warga Maba Sangaji di Persidangan
-
Terungkap! 'Orang Baik' yang Selamatkan PPP dari Perpecahan: Ini Peran Pentingnya
-
Dana Transfer Dipangkas Rp 15 Triliun, APBD DKI 2026 Anjlok dan Gubernur Perintahkan Efisiensi Total
-
Kelurahan Kapuk Dipecah Jadi 3: Lurah Klaim Warga Menanti Sejak Lama, Semua RW dan RT Setuju
-
Antonius Kosasih Divonis 10 Tahun Bui di Kasus Korupsi PT Taspen, Hukuman Uang Pengganti Fantastis!
-
Kapuk Over Populasi, Lurah Sebut Petugas Sampai Kerja di Akhir Pekan Urus Kependudukan