Suara.com - Maskapai penerbangan jenis sewa milik Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Susi Air, menghentikan operasi penerbangan melayani rute perintis di Riau dan Kepulauan Riau dari Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru karena perbaikan pesawat.
"Armada pesawat yang dioperasikan Susi Air di Pekanbaru itu terbatas. Jadi ketika ada 'trouble', maka mereka tidak melayani penerbangan perintis," kata Wendy Yolanda Pasaribu, perwakilan perusahaan travel yang selalu mangkal di Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Rabu.
Dia mengatakan maskapai penerbangan Indonesia yang dioperasikan oleh PT ASI Pujiastuti Aviation tersebut sudah tidak melayani penerbangan perintis selama hampir tiga pekan.
Awal tahu ini, Susi Air kembali ditunjuk Kementerian Perhubungan untuk melayani penerbangan perintis seperti rute Pekanbaru-Dabo Singkep pergi pulang (pp) 3 kali dalam sepekan dan rute Pekanbaru-Tanjung Balai Karimun sebanyak 2 kali dalam sepekan.
Rute Pekanbaru-Tembilahan pp sekali dalam sepekan dengan harga tiket untuk ketiga rute perintis itu Rp283.300 per orang dan bayi Rp32.830 per orang, sedangkan rute Pekanbaru-Pasir Pangaraian pp satu kali dalam sepekan dengan harga Rp318.500 per orang dan bayi Rp36.050 per orang.
"Tarif penerbangan perintis ini disubsidi oleh pemerintah sehingga relatif terjangkau dengan menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan C208B kapasitas 16 orang penumpang," ujarnya.
Arissyah (23), seorang warga Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, mengaku tidak menemukan saat mencari di loket tiket penerbangan perintis Susi Air. Loket itu biasanya terletak di lantai dasar terminal Bandara Internasional SSK II Pekanbaru bersama maskapai lain.
Ia mengaku hanya diberi nomor telepon seluler maskapai tersebut oleh petugas yang berada di 'customer service' bandara. Ketika dirinya menghubungi nomor telepon seluler tersebut terdengat nada sedang sibuk dan beberapa saat kemudian tidak aktif.
"Padahal saya mau mudik Lebaran tahun ini menggunakan rute perintis Pekanbaru-Dabo Singkep, lalu dilanjutkan dengan tranportasi laut. Tapi tidak direspon oleh pihak Susi Air, sehingga saya memutuskan naik Lion rute Pekanbaru-Batam," ujar mahasiswa salah satu univertas di Pekanbaru itu. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Kronologi dan 6 Fakta Tenggelamnya Kapal KM Putri Sakinah di Labuan Bajo yang Menjadi Sorotan Dunia
-
KPK Panggil Eks Sekdis Kabupaten Bekasi yang Sempat Diamankan Saat OTT
-
Pramono Anung: Kenaikan UMP Jakarta Tertinggi, Meski Nominalnya Kalah dari UMK Bekasi
-
Polri Kerahkan Tambahan 1.500 Personel, Perkuat Penanganan Bencana Sumatra
-
Cekcok Ponsel Berujung KDRT Brutal di Sawangan, Polisi Langsung Amankan Pelaku!
-
Buruh KSPI Demo Dekat Istana: Tuntut UMP DKI Jadi Rp5,8 Juta, Anggap Angka Pramono Tak Sesuai KHL
-
Menuju Fase Rehabilitasi: Pemerintah Pastikan Sekolah, RSUD, dan Pasar di Sumatra Mulai Pulih
-
Arus Balik Nataru 2026 Dibayangi Kepadatan Tol, Polda Metro Siapkan 5 Skema Rekayasa Lalu Lintas Ini
-
Soal Adanya Pengibaran Bendera GAM, PDIP Beri Pesan: Jangan Campuradukkan Politik dalam Bencana
-
Kritik Pedas Ray Rangkuti: Di Indonesia, Musibah Sering Jadi Peluang Bisnis Pejabat!