Suara.com - Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya, Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan Jakarta masuk dalam kategori kota paling tidak aman. Hal itu berdasarkan hasil survei sebuah lembaga internasional.
Kata Tito, Jakarta menempati urutan ke-50 dalam peringkat kota. Peringkat pertama sebagai kota teraman Tokyo dan Singapura.
"Dari 50 kota di Asia, Jakarta itu di posisi ke-50. Artinya kota paling tidak aman. Nomor satu dan dua ditempati Tokyo dan Singapura," kata Tito di sebuah diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7/2015).
Tito mengatakan minimnya jumlah kamera pengintai atau CCTV menjadikan Jakarta sebagai kota paling tak aman. "Indikator pertama dari survei tersebut yaitu digital security Jaringan CCTV yang mengcover seluruh kota tersebut," jelasnya.
Dia membandingkan kota di negara lain memiliki 60 sampai 70 ribu CCTV. Sementara di Jakarta hanya ada beberapa, itu pun digunakan hanya untuk memantau lalu lintas di NTMC Polri.
Hanya saja Tito lega karena Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sudah merencanakan memasang CCTV secara bertahap di banyak kawasan di Ibu Kota.
"Pemda juga harus buat peraturan di mana pembangun gedung, harus buat CCTV sesuai dengan aturan pemerintah. Nanti akan dihubungkan satu pintu," kata Tito.
Indikator lain yang menjadikan kota di sebuah negara aman adalah personal security atau kejahatan yang dialamatkan kepada setiap pribadi orang. Semisal copet dan penjambretan.
Kesediaan infrastuktur seperti jalan yang cukup untuk lingkungan publik juga menjadi faktor penentu. Selain itu, keamanan akan kesehatan juga menjadi indikator lainnya dalam survey tersebut.
"Berapa banyak rumah sakit, dokter, kemanan kesehatan masyarakat melalui polusi dan makanan berbahaya. Jakarta banyak polusi dan makanan yang mengandung zat berbahaya," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
Terkini
-
Gerakan Cinta Prabowo Tegaskan: Siap Dukung Prabowo Dua Periode, Wakil Tak Harus Gibran
-
Usai Dipecat PDIP, Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin yang 'Mau Rampok Uang Negara' Bakal di-PAW
-
Siapa Bupati Buton Sekarang? Sosoknya Dilaporkan Hilang di Tengah Demo, Warga Lapor Polisi
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang